sutradara

Sutradara: Pengertian, Peran, Tugas, dan Proses Kreatif!

Sutradara – Apakah kamu pernah menonton film Avengers: Endgame? Sekuel terakhir dari film Avengers ini menjadi film terlaris sepanjang masa yang sebelumnya dipegang oleh film berjudul Avatar.

Apakah kamu pernah bertanya-tanya siapa di balik pembuatan film yang spektakuler tersebut? Salah satu sosok penting dari lahirnya film tersebut adalah sutradara. Film Avengers: Endgame tersebut disutradarai oleh Anthony dan Joe Russo. Dalam praktiknya, seorang sutradara tak hanya bertanggung jawab mengatur peran di depan kamera dan mengarahkan para pemeran berakting serta berdialog, loh. Akan tetapi, sang sutradara juga bertanggung jawab mulai dari penataan kostum, fotografi, penataan suara, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan sutradara bertanggung jawab penuh dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi.

Seru sekali, bukan?

Di dunia ini banyak sekali sutradara yang telah melahirkan karya hebat, seperti Joe Russo, Stevene Spielberg, Quentin Tarrantino, dan bahkan di Indonesia juga ada, seperti Joko Anwar, Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo, juga Riri Riza.

Menjadi sutradara film merupakan keinginan banyak orang, apalagi bagi mereka yang sudah sering terlibat dalam produksi film. Sutradara menjadi salah satu posisi yang cukup bergengsi dalam jajaran tim produksi. Dialah yang berada di garis depan menjadi komandan dalam memimpin pasukan untuk menyelesaikan visi filmnya.

Sutradara film pada dasarnya adalah seorang pendongeng yang mahir, ia mampu mewujudkan kisahnya kepada penonton dengan baik meski harus melibatkan banyak orang, banyak peralatan, kreativitas, anggaran, dan lain sebagainya.

 

Tim dalam Membuat Film

Pembuatan film bukanlah pekerjaan satu orang, melainkan pekerjaan dari sebuah tim. Beberapa posisi penting dalam pembuatan sebuah film misalnya:

1. Sutradara

Seorang sutradara berperan sebagai orang yang mengarahkan talent ketika proses produksi berlangsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi film.

2. Produser

Dalam pembuatan film produser memiliki peran penting untuk mengatur segala kebutuhan admistrasi film, melakukan budgeting, pencarian lokasi, serta pencarian talent dan memastikan segala sesuatu yang dubutuhkan ketika produksi film sudah tersedia.

3. Penulis

Film yang baik selalu memiliki naskah yang baik. Naskah yang baik dan sutradara yang baik akan melahirkan mahakarya. Sebaliknya, sutradara yang baik dan naskah yang buruk, hanya akan melahirkan karya yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, penulis adalah salah satu faktor penting dalam pembuatan sebuah fim.

4. Director of Photography (DOP)

D.O.P berperan sebagai orang yang melakukan pengambilan gambar dalam produksi sesuai visi dari sutradara. Biasanya dalam pembuatan sebuah film, D.O.P bertanggung jawab terhadap segala peralatan divisi kamera yang digunakan ketika produksi.

5. Soundman

Ketika film yang dibuat memiliki dialog, maka peran dari soundman menjadi sangat penting untuk membuat filmmu menjadi lebih baik. Soundman bertugas untuk merekam suara apa pun yang dibutuhkan untuk film.

6. Editor

Seorang editor berperan ketika proses pasca produksi yang bertugas untuk memotong dan menyatukan gambar sehingga menjadi sebuah film.

Nah, dari beragam divisi di atas, paling krusial tentu saja peran sutradara karena segala visi dan mau di arahkan ke mana film tersebut ada pada kiprahnya. Khusus dalam buku ini, kita akan membahas peran sutradara saja agar kamu mendapatkan wawasan mengenai profesi seorang sutradara dan serunya sebuah industri perfilman.

Selamat membaca, ya!

 

Mengenal Profesi Sutradara

mengenal profesi sutradara

Sutradara adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dalam pembuatan film. Sutradara bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pada film baik dari segi naratif maupun sinematik. Tak hanya itu, sutradara juga berperan aktif dalam membimbing kru serta pemeran dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya. Selain itu, sutradara juga bertugas memberikan visi pada film yang dibuat dan menentukan arah film tersebut.

Secara teknis, sebuah proses film memang bisa saja dilakukan tanpa sutradara, toh sudah ada operator kamera yang menekan tombol record, ada penata artistik yang menata set, ada produser yang mempersiapkan segalanya. Akan tetapi, fungsi dan tugas sutradara jauh lebih penting daripada sekadar urusan teknis seperti itu. Tugas terberat bagi seorang sutradara adalah memberikan visi pada sebuah film. Sutradara lah yang menentukan ke mana arah sebuah film.

Apakah ini film tentang pembalasan dendam?

Apakah film ini adalah kisah cinta bertepuk sebelah tangan?

Apakah film ini adalah tentang sebuah tragedi?

Dengan kata lain, seorang sutradara wajib memahami sedalam-dalamnya kerangka cerita film yang sedang ia buat. Ibaratnya, sebuah kapal bisa saja berlayar tanpa nahkodanya, akan tetapi kapal itu tak akan bisa mencapai tujuan tanpa arah dan komando yang jelas. Seperti itu pula lah tugas sutradara.

Secara garis besar, berikut ini beberapa tugas utama seorang sutradara agar kamu mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang peran dan tanggung jawab dari seorang sutradara dalam sebuah proyek pembuatan film.

1. Pemimpin Kreatif

Saat syuting berlangsung, seorang sutradara harus mampu menjadi seorang pemimpin kreatif karena sutradara dituntut untuk mampu berkoordinasi dengan penata gambar, penata suara, penata cahaya, hingga pemain.

Tugas sutradara dalam ranah pemimpin kreatif ini adalah harus dapat membuat segenap timnya untuk mengerti apa yang harus dikerjakan saat berada di lokasi syuting nanti. Sebagai seorang pemimpin kreatif, sutradara yang profesional wajib mencari solusi dari masalah yang terjadi di lapangan.

2. Melakukan Framing

Dalam hal ini, sutradara bekerja sama dengan penata kamera dalam memilih ukuran gambar yang dibutuhkan dalam sebuah shot, dan penata artistik dalam menentukan elemen artistik apa saja yang dibutuhkan di dalam frame tersebut.

3. Supervisi Adegan

Membuat sebuah film memerlukan sebuah persiapan yang matang. Agar proses syuting bisa berjalan lancar, seorang sutradara harus dapat memvisualisasikan apa yang ada dipikiran dan imajinasinya lalu berusaha menghidupkanya.

4. Mengarahkan Pemeran

Selain kru, sutradara juga akan bekerja dekat dengan para pemeran. Sutradara yang baik adalah sutradara yang mampu mengarahkan pemerannya secara langsung dan memastikan mereka memahami visi sang sutradara. Diskusi tentu saja selalu terjadi di dalam sebuah set film, dan sutradara harus menjadi rekan diskusi yang baik untuk para pemeran.

Nah, seperti itulah tugas seorang sutradara. Seru banget, kan? Semoga dengan ini, kamu mendapatkan gambaran bagaimana sejatinya seorang sutradara dalam bekerja dan menjalankan profesinya.

 

Profil Sutradara Sukses

Untuk menjadi seorang sutradara sukses memang banyak jalurnya. Beberapa sutradara yang sudah terkenal sekarang, bahkan memulai kariernya tidak dengan langsung membuat film besar. Akan tetapi, mereka membuat film-film pendek dan film-film untuk diikutkan ke dalam festival terlebih dahulu agar nama mereka dikenal dan mendapatkan jaringan di industri perfilman sehingga jalan berikutnya akan terbentang lebih luas.

Peran seorang sutradara dalam sebuah proyek film bisa dikatakan seperti vitalnya peran jenderal dalam sebuah peperangan. Sutradara adalah unsur paling penting menentukn bagaimana kualitas sebuah film karena dia yang mengatur hampir keseluruhan alur dan adegan film berjalan. Dan yang jelas, seorang sutradara harus mengerti seluk beluk dunia perfilman.

Sekolah perfilman dianggap cara paling tepat yang bisa ditempuh seseorang untuk menjadi sutradara hebat. Namun hal itu nggak berlaku bagi beberapa sutradara berikut yang sudah diakui kehebatannya di perfilman dunia. Tanpa latar belakang sekolah perfilman, mereka sukses menyutradarai berbagai film. Siapa saja dan apa rahasianya?

1. Quentin Tarantino

quentin-tarantino

Sutradara Inglourious Basterds ini pernah jadi pelayan di toko video di tahun 80-an. Dari sana dia belajar tentang film. “Saya tidak bersekolah film, saya pergi ke bioskop-bioskop. Mencoba  membuat film feature sendiri dan tanpa budget adalah sekolah film terbaik yang bisa kamu dapat,” tutur Quentin membeberkan rahasianya.

2. Terry Gilliam

terry giliam

Sutradara film Brazil memulai karirnya sebagai seorang animator dan kartunis. Pelan-pelan dia mencoba pengalaman sebagai seorang sutradara. Rahasia suksesnya? “Sekolah film hanya untuk orang yang malas belajar. Belajarlah membuat film secara mandiri. Pergilah ke bioskop, tontonlah sebanyak mungkin film, ambil kamera lalu buatlah film. Dari situlah kamu akan tahu bagaimana film itu dibuat,” ungkapnya.

3. James Cameron

james cameron

Sutradara salah satu film paling sukses, Titanic, ini punya rahasia unik bagaimana belajar jadi sutradara film tanpa harus sekolah film. “Saya tidak pergi ke sekolah film, saya pergi ke perpustakaan dan baca semuanya termasuk dari disertasi doktoral. Lalu pulanglah, ambil kamera dan buatlah film,” jelas James.

4. Christopher Nolan

christopher nolan

Sutradara dari film-film keren seperti Interstellar, Batman, Inception dan Memento ini sudah punya ketertarikan terhadap dunia film di usia 13 tahun. Meski begitu ia tidak pernah sekolah film. “Saya bersekolah di Litaratur Bahasa Inggris saat membuat film feature pertamaku bersama teman-teman yang berjudul Following. Saya tidak mendalam mempelajari film, saya hanya sangat mencintai dan mencoba hal-hal seperti latihan mengedit film, merekam dan membuang gambar,” tandasnya.

5. Stanley Kubrick

Stanley Kubrick

Ia belajar secara otodidak bagaimana membuat film. Dirinya pernah membuat dua film dokumenter di mana ia mengerjakannya sendiri mulai dari sutradara, kameramen, editor, hingga sound effect. “Hal terbaik yang bisa dilakukan sutradara muda adalah dengan mengambil kamera dan membuat film apa saja, ” bebernya.

6. Joko Anwar

joko-anwar

Bakatnya menulis ternyata telah ia ketahui sejak kecil, bahkan saat ia duduk di Sekolah Menengah Pertama, Joko Anwar dengan potensinya itu berani menunjukkan kemampuannya dalam menulis dan menyutradarai pertunjukkan drama.

Potensinya dalam dunia perfilman ternyata tidak sejalan dengan jenjang pendidikan formal yang ia ambil. Ia menyelesaikan studi sarjananya di ITB dimana ia belajar tentang Aerospace Engineering. Ia mengaku bahwa orangtuanya tidak sanggup menyekolahkannya sekolah film sesuai dengan bakat dan potensinya.

Bakat terpendam Joko Ansar ternyata menemukan jalannya. Ketika ia lulus dari kuliah sarjananya di tahun 1999, Ia menjadi seorang wartawan harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post di samping kariernya sebagai kritikus film yang dinilai handal.

Kala itu, Joko Anwar bertemu dalam sebuah wawancara dengan Nia Dinata untuk korannya The Jakarta Post. Nia Dinata mengaku terkesan saat melihat sosok Joko Anwar dan potensi besar dalam dirinya. Tanpa menunda, Nia Dinata langsung mengajak Joko Anwar untuk menulis proyek film yang kemudian dikenal dengan judul Arisan! di tahun 2003.

Film karya tulisannya tersebut meraup kesuksesan, tidak hanya secara komersial tetapi juga dibanjiri pujian dari para penggemar dan kritikus. Tak heran jika film Arisan! tersebut dinobatkan sebagai pemenang dalam beberapa penghargaan, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Sukses dalam garapan tulisan yang menjadi film populer, ia mengembangkan sayap potensinya menjadi seorang sutradara dengan garapan pertamanya, Janji Joni – sebuah film komedi romantis yang ia sutradarai sendiri di tahun 2005.

Sukses dalam tulisan dan perannya sebagai sutradara di berbagai film garapannya yang mengagumkan, Joko Anwar juga sempat menjajal kemahirannya dalam bermain peran dalam beberapa film yang ia sutradarai sendiri, antara lain Madame X (2010), Demi Ucok (2013), 3Sum (2013), Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), dan Melancholy Is A Movement (2015).

Pengabdi Setan, film horor garapannya juga sukses merajai perfilman Tanah Air di tahun 2017, sebuah film re-make dari film dengan judul yang sama yang pernah rilis di tahun 1980. Karya terbarunya, yakni Gundala juga menuai kesuksesan besar karena merupakan film superhero Indonesia yang dibuat memiliki universe sendiri sebagaimana kita lihat dalam film Marvel.

 

Cara Menjadi Sutradara Film

cara menjadi sutradara film

Setelah membaca penjelasan sebelumnya, kamu tentu makin bersemangat menjadi seorang sutradara. Nah, bila kamu memang serius ingin menjadi seorang sutradara, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

1. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah keingintahuan yang besar, baik teknis maupun non-teknis, serta referensi yang luas. Cara mendapatkan pengetahuan bisa macam-macam, baik yang sekolah film secara resmi maupun tidak.

Oleh karena itu, kamu harus rajin menonton aneka ragam film. Dengan menonton banyak film, kamu akan mampu memiliki perspektif yang luas terhadap cerita, konteks, dan pendekatan bercerita. Kamu juga akan memiliki imajinasi yang tinggi tentang bagaimana mengemas sebuah film agar menarik. Biasakan diri untuk menonton film dan mengkritisinya. Hal itu juga bisa menjadi salah satu cara belajar otodidak yang bagus.

2. Membangun Jaringan Lewat Festival

Film baru bisa dikatakan selesai apabila ia sudah bertemu dengan penonton. Otomatis, kamu baru bisa dinyatakan sebagai sutradara, bila karyamu selesai, dan sudah bertemu dengan penonton. Jadi, jangan ragu untuk mendaftarkan filmmu ke kompetisi atau festival film. Sama dengan sebelumnya, mulailah dari yang kecil, pastikan filmmu berkeliling dari satu festival ke festival lain. Dengan begitu, pelan-pelan namamu pasti akan terdengar.

Banyak kok sutradara ternama memulai karier lewat festival. Dari festival film, mereka bertemu dengan produser yang kemudian tertarik untuk berkarya bersama.

4. Manfaatkan Media Sosial

Tak bisa diungkiri, di era media sosial seperti sekarang, sutradara dituntut untuk mempunyai media sosial yang aktif dan menarik. Media sosial adalah tempat pertama kami berkenalan denganmu, kehidupanmu, seleramu, preferensimu, dan sebagainya. Melalui media sosial lah kami juga bisa berinteraksi denganmu. Oleh karena itu, jangan lupa untuk mengelola media sosialmu semenarik mungkin dan pastikan kamu mudah dihubungi.

5. Jangan Sia-Siakan Kesempatan

Terakhir dan tak kalah penting: ketika kamu mendapatkan kesempatan, manfaatkan baik-baik, dan jangan sia-siakan. Tidak ada yang kebetulan bila suatu hari seorang produser atau sebuah production house memilihmu sebagai sutradara. Mereka pasti sudah memiliki pertimbangan yang nyata. Oleh karena itu, ketika kamu ditunjuk sebagai sutradara, jangan ragukan dirimu dan tunjukan kemampuanmu dengan sebaik mungkin, ya.

 

Syarat Menjadi Sutradara Film Sukses

Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh sutradara agar filmnya bagus dan bisa dinikmati oleh penonton.

1. Cerita yang Lemah

Film adalah karya seni yang paling komplit. Ia melibatkan musik, fotografi, arsitektur, bahkan fesyen. Namun, jika sebuah film gagal, tudingan pasti diarahkan pada cerita. Cerita yang lemah akan membuat film terasa sampah. Oleh karena itu, perhatikanlah dengan baik konsep ceritanya dan olah sebaik mungkin agar tidak merusak proses pembuatan filmnya.

2. Alat Dahulu Konsep Kemudian

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, mulai bermunculan juga kamera dengan spesifikasi canggih. Teknologi ini adalah berita bagus bagi dunia perfilman. Sayangnya, banyak sutradara pemula yang mengutamakan kecanggihan alat yang dipakai dari pada konsep film itu sendiri. Perlu diingat bahwa teknologi canggih dibuat untuk mampu mewujudkan konsep sebuah film. Bukan sebaliknya.

3. Salah Memilih Pemain

Akting adalah sebuah kesenian yang memerlukan keterampilan dan imajinasi. Dalam memilih aktor, tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan berhubungan dengan karakter. Aspek-aspek tersebut adalah fisiologis, kemampuan akting, bahkan bayaran dan kecocokan jadwal. Salah memilih pemain dapat mengurangi kepercayaan penonton pada cerita yang disajikan.

 

Cara Melatih Diri Menjadi Sutradara

Seorang sutradara dituntut untuk memiliki visi yang baik agar karyanya bisa tersajikan dengan baik kepada penikmat film. Ia harus memastikan secara saksama atas segala aspek kreatif supaya mampu terejwantahkan melalui kinerja tim. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal esensial bagi seorang sutradara. Tanpa komunikasi, kerja sutradara akan sulit, dan visi di kepalanya tak tertuang dalam karyanya. Selain komunikasi, melatih diri bercerita secara visual, membingkai situasi dalam kaca mata tertentu, serta membuka diri dengan perbedaan, adalah hal lain yang tak boleh disepelekan.

Lalu bagaimana cara melatih diri untuk menjadi sutradara sejak dini? Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

1. Belajar Mengutarakan Pendapat

Mulailah melatih keterampilan berikut ini dalam kehidupan sehari-hari. Kamu tak perlu melontarkannya setiap saat, tetapi setidaknya asahlah kemampuan berpendapat dengan jujur tentang sesuatu yang kamu lihat. Selain itu, belajarlah pula mendengar pula pendapat orang lain, sebab bisa jadi hal itu akan memberikan wawasan baru buatmu. Dengan mengasah keterampilan ini, maka kamu akan terlatih berkomunikasi dengan efisien.

Salah satu hal penting dalam profesi seorang sutradara adalah kemampuan mengutarakan pendapat, mendengarkan anggota tim, dan juga manajemen komunikasi dalam perbedaan pendapat.

2. Memotret Hal Menarik

Membuat film adalah bercerita melalui bahasa visual. Sutradara dituntut untuk menerjemahkan kata-kata di dalam naskah menjadi gambar bergerak yang bercerita. Dengan kata lain, sutradara harus mampu melihat hal menarik yang berserakan di sekitar mereka, lalu membingkainya lewat lensa kamera.

Latihan mengamati sekitar adalah latihan efektif seorang sutradara. Penting bagi seorang sutradara untuk mengamati dan membingkai hal menarik dengan kamera. Sebetulnya tidak perlu repot membawa kamera mirrorless atau DSLR setiap waktu. Cukup dengan kamera ponsel saja, kamu bisa dengan santai mengabadikan momen atau objek menarik yang ada di hadapanmu.

 

Baca Juga: Cara Menulis Buku

 

3. Menulis Buku Harian

Sebetulnya ada banyak sekali hal menarik yang terjadi dengan hidup kita sehari-hari. Akan tetapi, yang jadi persoalan adalah kita tidak cukup peka dan seringkali luput dengan hal-hal tersebut. Nah, menulis buku harian adalah salah satu cara untuk mengasah kepekaanmu dengan hal-hal di sekitarmu.

Walaupun menulis buku harian terlihat kuno, akan tetapi hal ini masih menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan bila ingin menjadi seorang sutradara kelak karena akan melatih banyak hal, seperti menulis, kepekaan dengan kondisi sekitar, merapikan isi pikiran, dan sebagainya.

4. Menonton Film

Bagaimana mungkin seorang musisi dapat menciptakan musik apabila ia tidak mendengarkan karya orang lain? Sama dengan bagaimana seorang pelukis menciptakan karya lukis apabila ia tidak pernah melihat karya-karya pelukis lain. Pembuat film juga harus begitu: sebelum menjadi pembuat film, terlebih dahulu jadilah penonton film yang baik dan tentu saja harus kritis.

Menonton film akan membuka wawasanmu seputar banyak hal, mulai dari kebudayaan belahan dunia lain sampai pencapaian sinematik yang sudah pernah dicapai sutradara lain.

5. Bepergian

Beberapa waktu sekali, menjauhlah dari beton-beton perkotaan, pergilah sejenak dari rutinitas yang monoton, dan bukalah cakrawala dengan bertemu orang-orang baru dan kebudayaannya. Ada begitu banyak cerita tersebar di seluruh penjuru dunia. Tugasmu adalah memperhatikan, menangkap, dan menuangkannya kembali.

Nah, demikianlah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melatih dirimu menjadi seorang sutradara sejak dini. Biasakan hal-hal di atas, dan kemampuanmu pelan-pelan akan terasah. Setelah itu, kamu bisa belajar teknik melakukan syuting, mengolah dialog antar aktor, dan sebagainya. Akan kita bahas pada bab-bab selanjutnya.

 

Langkah Demi Langkah Pembuatan Film

Syarat menjadi sutradara film

Menjadi seorang sutradara berarti harus memahami proses pembuatan film. Dalam proses pembuatan film, dibagi menjadi empat alur, yakni pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan yang terakhir adalah distribusi.

Yuk kita mulai saja, ya.

A. Pra-Produksi

Dalam tahap produksi film ini, setiap langkah yang diambil harus berhati-hati dalam merancang dan merecanakannya. Karena pada tahap ini sangat menentukan tahap selanjutnya. Ada yang berpendapat bahwa pada tahap ini semua konsep yang perlu diperdebatkan silahkan diperdebatkan daripada sudah sampai ke tahap produksi baru berdebat dan justru akan sangat memakan waktu, tenaga, dan pikiran karena harus melakukan revisi berkali-kali. Oleh karena itu, tahap pra-produksi ini harus final dan sudah disepakati bersama.

1. Konsep

Ini adalah tahap paling awal sebelum kerja sama dimulai. Mendiskusikan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan masukan-masukan serta kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditempuh oleh suatu project, mulai dari kemungkinan bentuk, alur cerita, pendekatan visual, gaya penyutradaraan, dan sebagainya.

Melalui tahapan ini pula, bisa dimulai untuk merencanakan strategi distribusi dan pemasaran agar hasilnya maksimal.

2. Naskah

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengembangan ide, menentukan jenis cerita, genre dan format, penulisan skenario. Ide bisa datang darimana saja misalnya; dari novel, kisah nyata, dan lain-lain.

Ada istilah triangle system dalam sebuah proyek pembuatan film, yaitu produser, sutradara, dan penulis naskah. Setelah mendapatkan ide mereka akan bekerja sama untuk membuat premis, sinopsis, kemudian skenario. Selanjutnya, produser dan sutradara menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyampaikannya kepada investor. Jika berhasil, film ini akan menerima dana untuk proses produksi.

 

Baca juga: Mengenal Profesi Desain Grafis

 

Tahap pengembangan ide kreatif film adalah tahapan awal dalam proses pembuatan film yang menjadi fondasi penting dari sebuah film. Pada tahap ini, cerita dan pendanaan film adalah hal yang paling banyak akan dibahas.

Dalam membuat naskah film yang bagus, kuncinya adalah visi yang jelas dan penyajian yang disesuaikan dengan target penontonnya siapa. Selain itu, juga harus diiringi dengan gairah yang besar dari sang penulis naskah untuk menghadirkan “sesuatu” kepada penonton.

Kekuatan cerita seringkali juga bersumber dari dalam, ia berupa spirit, ia lahir dari gairah dan cinta sehingga sebuah karya bisa menyihir dan mempengaruhi banyak orang. Tulisan yang kuat biasanya akan memiliki “suara” penulisnya, ada aroma penulisnya, jiwanya masuk dalam tulisan sehingga ada kehidupan dalam lembaran-lembaran kertas yang ditulis. Temukan api itu, biarkan ia ikut mewujud dalam naskah skenario.

3. Storyboard

Setelah naskah disepakati, langkah selanjutnya adalah membuat storyboard. Bentuknya seperti comic strip yang merupakan urutan-urutan gambar yang akan diambil ketika syuting.

Pada saat yang bersamaan, tim produksi akan mengatur jadwal syuting serta mengorganisir kru-kru yang akan terlibat saat syuting hingga paska produksi.

4. PPM (Pre-Production Meeting)

Langkah berikutnya adalah mengomunikasikan proyek film yang akan dibuat kepada seluruh kru maupun investor yang terlibat melalui pertemuan yang disebut dengan istilah Pre-Production Meeting (PPM).

Pada langkah ini, sutradara menyampaikan visi yang dimiliki dalam film hingga hal-hal yang mendetail seperti referensi visual, jadwal produksi, dan budgeting.

Setelah melalui proses pengembangan ide dan skenario sampai pada akhirnya mencapai final draft dan disepakati oleh produser dan juga sutradara, seluruh tim harus mengetahui skenario tersebut.

Pertama kali yang dilakukan pada saat PPM adalah script conference. Script conference adalah analisis terhadap cerita dan struktur dramatik yang dijelaskan oleh penulis skenario.

Dari skenario yang sudah diberikan, seluruh tim bisa memulai dengan breakdown masing-masing kebutuhan. Hal ini tentunya berdasarkan konsep penyutradaraan yang diberikan sutradara.

Pada saat PPM, seorang produser akan mencatat segala kebutuhan produksi, sejak pra-produksi hingga pasca-produksi, untuk memudahkan sinkronisasi bujet dan konsep keseluruhan film.

4. Script Breakdown

Script breakdown adalah istilah yang digunakan untuk membedah naskah. Hal ini dilakukan untuk memastikan elemen-elemen yang diperlukan dalam setiap adegan, seperti lokasi yang akan digunakan, talent yang muncul dalam tiap adegan, penataan artistik/properti yang dibutuhkan, hingga pakaian yang harus dipersiapkan.

Selain itu, script breakdown juga digunakan untuk membedah shot yang akan digunakan dalam setiap adegannya. Hal ini diperlukan untuk menentukan angle, jenis-jenis shot, dan pencahayaan yang akan digunakan dalam proses produksi nantinya.

5. Pencarian Lokasi Syuting

Sekilas, mencari lokasi syuting adalah ajang jalan-jalan tetapi dalam mode yang serius. Lokasi menyediakan ruang gerak bukan hanya untuk aktor dan apa yang ada di depan layar, tapi juga para kru yang bekerja di belakang layar.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mencari lokasi syuting:

Pertama, biaya lokasi. Saat kamu syuting dengan dana terbatas, biaya lokasi harus ada di pertimbanganmu yang paling atas. Apakah biaya yang ditawarkan sesuai dengan danamu? Jika tidak, apakah biaya tersebut sudah tidak bisa diganggu-gugat? Apabila biaya lokasi masih bisa ditawar, maka sesuaikanlah dengan kondisi kantong. Kamu sangat beruntung jika dapat lokasi yang sesuai dengan tarif terjangkau atau bahkan gratis. Meskipun gratis, kamu harus tetap memiliki cara menyampaikan rasa terima kasihmu.

Kedua, keadaan cahaya. Hal ini adalah hal yang tidak boleh kamu lupakan karena sangat berpengaruh pada sinematografi dan kebutuhan lampu tambahan. Keadaan pencahayaan bukan hanya tentang terang-gelapnya sebuah lokasi. Entah kamu akan syuting indoor ataupun outdoor, keadaan pencahayaan di lokasi adalah elemen integral.

Kamu harus memperhatikan arah datangnya cahaya matahari, juga saat matahari terbit dan tenggelam. Dengan begitu, kamu bisa menentukan sudut pengambilan gambar, blocking aktor dan konsep pencahayaan. Kemungkinan besar para produser juga membutuhkan informasi ini untuk menentukan jadwal syuting.

Ketiga, ambience. Yang satu ini memang kasat mata. Pencarian lokasi perlu melibatkan atau setidaknya menanyakan kebutuhan dari divisi sound. Jika adegan di lokasi memiliki dialog dan kebutuhan sound di tempat, maka suara di sekitar lokasi harus tenang. Apalagi jika danamu rendah dan tak memungkinkan perekaman secara profesional.

6. Reading

Istilah reading digunakan untuk mempersiapkan talent sebelum masa produksi. Pada tahapan ini, setiap talent membaca naskah untuk mempelajari karakter dan adegan yang diperankan. Reading sangat berguna untuk menyingkat waktu pada saat shooting agar berjalan lebih efektif.

Tahapan reading penting dilakukan oleh aktor dan sutradara untuk mengetahui pendalaman karakter bagi aktor. Sutradara juga bisa mengarahkan aktor sesuai dengan karakter yang ingin dibangun. Proses reading ini bisa mengurangi mispersepsi antara aktor dan sutradara dalam memahami karakter film. Mendalami karakter juga bisa dilakukan antar aktor, saling membalas dialog. Ada baiknya setiap reading direkam, agar menjadi bahan evaluasi bagi sutradara dan aktor.

B. Produksi

produksi film

Pada tahap inilah proses syuting dilakukan. Dalam pelaksanaannya, sutradara tidak bekerja sendiri. Ia akan dibantu oleh kru, mulai dari penata kamera, penata suara, penata artistik, make up, penata busana, dan sebagainya. Selain itu, juga bekerja sama dengan aktor dan aktris yang telah dipilih sejak semula. Semua bekerja sama dengan satu tujuan: menerjemahkan semua yang sudah disiapkan menjadi sebuah film.

Khusus dalam hal urusan pemain film, beberapa hal yang perlu kamu perhatikan agar mendapatkan aktor dan aktris yang akan membuat lancar proses produksi film adalah:

1. Hindari Open Casting

Daripada menghabiskan waktu dengan terlalu banyak calon pemeran, lebih baik habiskan waktu lebih lama dengan sedikit pemeran dengan jam terbang lebih tinggi.

2. Berikan Pengarahan

Sutradara yang akan bekerja langsung dengan aktor. Maka coba berikan pengarahan dan lihat bagaimana mereka mendengar dan mencerna pengarahan.

3. Lakukan Beberapa Sesi

Tidak mungkin menemukan pemeran hanya dalam satu sesi. Lakukan dua atau tiga sesi untuk mengeksplorasi sisi lain dari calon pemeran.

4. Pasangkan!

Pasangkan dengan calon pemeran lain untuk melihat bagaimana kemampuan mereka membangun chemistry dengan rekan kerjanya.

Namun, sebagai sutradara, salah satu hal penting ketika dalam proses produksi adalah mengenal jenis-jenis shot, karena hal ini penting untuk penyajian visual kepada penonton. Shot merupakan suatu hal yang penting dalam pembuatan sebuah film/video. Shot yang baik biasanya sudah dikonsepkan sejak awal sesuai kebutuhannya.

5. Angle Kamera

Angle merupakan kata lain dari sudut pandang. Ada 4 jenis angle yang perlu kamu ketahui yaitu:

Pertama, Bird’s Eye. Sudut pandang ini menampilkan sudut pandang yang tidak biasa karena posisi kamera yang sangat tinggi sehingga memperlihatkan subjeknya terlihat sangat kecil.

Kedua, High Angle. Sudut pandang ini biasanya diambil lebih tinggi dari subjeknya, sehingga subjek terlihat di bawah. Angle ini untuk mengimpresikan tentang seuatu keadaan yang terpuruk/tersudutkan.

Ketiga, Eye level. Sudut pandang kamera ini biasanya paling sering digunakan dalam pengambilan gambar. Cara menggunakannya dengan meletakkan kamera sejajar dengan subjeknya.

Keempat, Low Angle. Sudut pandang ini diambil dengan meletakkan kamera lebih rendah daripada subjeknya sehingga subjek terlihat di atas. Angle ini biasanya dipakai untuk mengimpresikan suatu kemegahan.

6.  Aturan-Aturan Pengambilan Gambar

Dalam melakukan framing atau pengambilan gambar, seorang sutradara perlu memahami aturan-aturan dalam framing tersebut. Beberapa aturan yang sudah umum berlaku adalah sebagai berikut.

Pertama, Rule of Third. Merupakan konsep framing di mana 1 frame dibagi menjadi 9 bagian lalu subjek di letakkan di garis horizontal/ vertical pada bagian frame yang dipilih (salah satu dari 9 bagian tersebut).

Kedua, One Point Perspective. Subjek diletakkan pada tengah frame.

Ketiga, Head Room. Jarak antara bagian paling atas subjek dengan bagian paling atas frame.

Keempat, Looking/Leading Room. Ruang kosong antara mata subjek dan tepi dari frame yang besebrangan. Biasanya komposisi frame ini digunakan untuk menentukan frame selanjutnya melalui ruang kosong dalam frame.

 7. Jenis Ukuran Shot

Dalam segi ukuran pengambil gambar pun ada beberapa aturan untuk memudahkan seorang sutradara dalam melakukan pekerjaannya.

  • Extreme Wide Shot (EWS). Subjek terlihat sangat jauh dari frame. Biasanya digunakan juga sebagai established shot dan dipakai ketika shooting exterior.
  • Very Wide Shot (VWS). Dalam shot ini subjek masih terlihat namun lingkungan sekitarnya yang lebih ditonjolkan dan dapat digunakan untuk shooting exterior maupun interior. Biasanya menampilkan di mana, kapan, dan sedikit informasi mengenai siapa.
  • Wide/Long Shot. Seluruh tubuh subjek / tokoh masuk di dalam frame. Biasanya menampilkan informasi mengenai dimana, kapan, dan siapa lebih detail (gender, pakaian, kegiatan).
  • Medium Shot (MS). Menampilkan beberapa bagian dari subjek (dari kepala–pinggang).
  • Medium Close Up (MCU). Bagian yang masuk dalam frame hanya dari kepala sampai dada.
  • Close Up (CU). Shot ini menampilkan bagian detail dari wajah, biasanya diambil dari bagian kepala hingga bahu.
  • Extreme Close Up (ECU). Shot ini memperlihatkan detil suatu objek dalam jarak yang sangat dekat (mata, hidung, mulut, jari). Biasanya digunakan untuk menunjukan benda / aktivitas yang penting pada penonton.
  • Cut In. Menampilkan bagian detail lain dari subjek.
  • Istilah shot dalam film lainnya adalah cutaway. Cutaway adalah shot lain selain subjek, biasanya digunakan sebagai transisi.
  • Two-shot. Dalam satu shot terdapat dua subjek yang saling berinteraksi.
  • Over Shoulder Shot (OSS/ OTS). Shot yang diambil dari belakang bahu lawan mainnya.
  • Reverse Shot. Shot balasan dari shot sebelumnya. Misalnya pada shot sebelumnya, karakter A sedang berbicara dengan karakter B. Reverse shot diambil untuk mengambil reaksi lawan mainnya, yaitu karakter B.
  • Point of View (POV). Shot yang di ambil dari perspektif subjek.

8. Mengenal Variasi Pergerakan Kamera

Jenis pergerakan kamera pertama yang diciptakan adalah gerakan panning. Tidak pasti, tapi kemungkinan kamera bergerak diterapkan di film The Great Train Robbery tahun 1903. Semenjak itu, mulai bermunculan gerakan-gerakan kamera lainnya.

Meskipun bergerak, pergerakan kamera seharusnya tidak disadari oleh penonton. Jika pergerakan kamera itu disadari oleh penonton, maka kemungkinan besar sang sinematografer tidak memiliki motivasi untuk menerapkan pergerakan tersebut.

Ada banyak jenis pergerakan kamera. Kamu bisa melakukan berbagai eksperimen, tapi beberapa di bawah ini adalah gerakan dasar yang perlu kamu kuasai:

9. Dolly

Akrab juga dengan sebutan track, gerakan Dolly merupakan pergerakan kamera paling dasar. Dolly dilakukan dengan cara mendorong atau menarik kamera yang dipasang di atas alat Dolly track. Gerakan Dolly terdiri atas dua macam yaitu Dolly in, mendekat ke subjek, dan Dolly out, menjauh dari subjek. Dolly secara visual terlihat mirip dengan gerakan Zoom, padahal pelaksanaan teknik keduanya sangat berbeda.

Gerakan ini biasa dilakukan untuk memunculkan kesan bahwa penonton berada di ruang yang sama dengan subjek sebab tidak ada distorsi ruangan seperti yang terjadi pada gerakan Zoom. Dolly in digunakan ketika ingin melihat lebih jelas ekspresi tokoh. Dolly out digunakan jika ingin ‘menjauhkan’ penonton dari tokoh. Tujuan penggunaan gerakan Dolly ini adalah memainkan keintiman antara penonton dan subjek.

10. Zoom

Dalam melakukan gerakan Zoom, sebenarnya kamera sendiri tidak bergerak. Zoom memberikan ilusi kamera bergerak mendekat atau menjauh dari subjek dengan mempersempit atau memperluas frame. Zoom terdiri dari dua macam gerakan yaitu Zoom in dan Zoom out.

Dalam gerakan Zoom in, frame yang awalnya lebar dengan deep focus secara gradual berubah menjadi frame sempit dengan shallow focus. Sebaliknya terjadi pada gerakan Zoom out.

11. Handheld

Visual yang ingin dihasilkan dari konsep handheld adalah gambar yang tampak kasar, shaky dan buru-buru. Tingkatan kasarnya gambar yang dihasilkan oleh gerakan handheld beragam dari satu film dengan film lainnya. Penggunaan handheld adalah pilihan artistik yang memiliki tujuan spesifik sebab visual gambarnya yang mungkin akan memunculkan kesan ‘beda sendiri’.

Konsep penggunaan kamera secara handheld muncul karena adanya kamera 16mm yang ringan dan semakin populer dengan munculnya kamera digital yang semakin portabel.

Penggunaan teknik handheld memiliki kesan ketergesa-gesaan dan energi yang tak dapat ditiru dengan cara lain. Bagi penonton, handheld dapat memberikan kesan realitas yang kuat seperti kerja kamera di reportase berita dan dokumenter investigasi.

12. Steadicam

Steadicam adalah lawan dari teknik handheld. Steadicam sendiri adalah alat yang ditemukan oleh Garret Brown di tahun 1973 sementara teknik pengambilan gambarnya sendiri kurang lebih sama dengan handheld yaitu operator membawa kamera mengikuti subjek atau gambar yang hendak diambil.

Gambar-gambar yang dihasilkan steadicam terlihat halus, tidak ada getaran meskipun operator kamera berada di jalanan kasar.

Penemuan ini memberikan ruang gerak kamera yang lebih bebas dan beragam. Operator kamera dapat memainkan gerakan untuk memberikan ketegangan dramatis atau emosi di dalam cerita.

C. Pasca Produksi

pasca produksi film

Pada tahap ini hasil rekaman akan dilakukan editing, penataan suara, penambahan efek, scoring music, dan colour grading. Untuk di tahap ini, bukan cuma seorang editor saja yang berperan untuk menentukan potongan-potongan gambar, akan tetapi sutradara dan produser juga perlu menjaga keutuhan cerita.

Dalam tahap pasca produksi, editing adalah proses penting untuk memfinalisasi hasil shooting. Editing adalah sebuah proses dari memilih footage hasil shooting, memotong dan merangkai potongan footage tersebut menjadi sebuah kesatuan.

Pada tahap ini juga kamu bisa menambahkan efek visual dan CGI jika dibutuhkan. Efek visual seperti cahaya, asap, ataupun tambahan objek pada background untuk memperindah ataupun memperbaiki gambar. Contoh sederhana, kamu bisa menambahkan awan di langit yang mendung dalam proses ini, ataupun menghapus objek yang bocor dari hasil shooting. Kemudian, kamu juga bisa menambahkan animasi ataupun motion graphic sesuai kebutuhan yang diinginkan. Termasuk menambahkan motion untuk kebutuhan tipografi dan juga menambahkan subtitile pada video.

Pernah mendengar istilah visual effect dan special effect? Apa perbedaan dari keduanya? Dua elemen ini emang sering muncul di dunia perfilman dan saling melengkapi untuk menghasilkan film yang berkualitas.

VFX atau Visual FX adalah singkatan dari visual effects alias efek visual. Elemen-elemen yang kira-kira sukar dimunculkan dalam kamera melalui rekaman langsung, dapat direkam menggunakan visual effects dengan melakukan manipulasi digital pada tahap pasca produksi.

Manipulasi digital ini sendiri bisa dibuat dengan mengombinasi beberapa footage live action, atau justru dibuat seluruhnya dengan menggunakan computer-generated images (CGI), atau mengombinasi footage live action dengan pemanfaatan CGI untuk mewujudkan tampilan yang lebih realistik. Selain CGI, wujud visual effects lainnya bisa berupa motion capture, modelling, compositing, dan sebagainya.

Pernah nonton Jurassic World, kan? Nah, sebagian besar dinosaurus di film itu didesain menggunakan CGI.

Nah, kalo special effects (SFX) alias efek khusus adalah efek yang dihasilkan dari seperangkat perlengkapan set yang dibuat selama produksi, seperti properti, ledakan, stuntman, tata rias, animatronik, pyroteknik, dan sebagainya. Efek-efek ini direkam langsung oleh kamera, jadi bukan dibikin di pasca produksi.

Jurassic Park juga menggunakan special effects, yaitu berupa animatronik (boneka elektronik) Tyrannosaurus Rex.

Pada tahap ini, selain finalisasi untuk ranah visual, juga ada finalisasi untuk musik dan audio. Di sini kamu bisa mengganti musik dummy kamu dengan musik original scoring. Kemudian sound designer akan memperbaiki lagi audio hasil shooting. Di sini bisa saja jika ingin ditambahkan efek suara, ataupun, jika file audio perlu diperbaiki. Setelah musik dan seluruh elemen audio yang diinginkan telah sesuai, maka element audio maupun musik akan di-mixing agar besar dan layering suara terjaga.

Tahap terakhir adalah tahap final rendering dan siap menjadi kesatuan film yang utuh dan disajikan kepada penonton.

D. Distribusi

Tentu saja sebuah karya tidak bisa dianggap selesai jika tidak bertemu dengan penontonnya. Pada tahap ini, adalah mengalirkan konten ke berbagai tempat seperti bioskop, festival, dan lain sebagainya agar hasilnya maksimal. Selain strategi untuk produk video utamanya, juga harus merencanakan konten-konten pendukung melalui media sosial agar dapat membantu distribusi video tersebut.

Ini adalah tahap produksi film paling akhir, di mana film akan disalurkan untuk penonton. Ada beberapa penyaluran film antara lain: bioskop, pemutaran alternatif, festival dan media seperti DVD. Pemilihan distribusi ini perlu dipertimbangkan dengan baik, bahkan kalau bisa sebelum filmnya diproduksi. Agar filmnya bisa tepat sasaran (penonton).

 

Penutup

sutradara film

Menjadi sutradara tak melulu soal teknis. Akan tetapi, jauh lebih penting dari itu semua adalah tentang karakter dari sutradara tersebut. Oleh karena itu, beberapa hal yang harus kamu miliki jika ingin menjadi seorang sutradara yang sukses dan karyamu dikenang sebagai karya yang memberikan dampak baik adalah sebagai berikut:

1. Berdamai dengan Kegagalan

Karakter inilah yang harus kamu miliki meskipun belum berhasil menjadi seorang sutradara yang besar. Setiap kegagalan adalah hal yang wajar, namun kamu harus tetap sabar dan tidak putus asa dalam meraih impianmu. Bahkan, seorang pemain film biasanya akan jauh lebih dikenal daripada para pemain filmnya, tetapi hal itu sudah wajar. Kamu harus tetap tekun mengembangkan ide dan kreativitas dalam membuat sebuah film.

2. Aktif dan Menebar Jaringan

Dalam hal ini kita dituntut untuk aktif dalam berbagai kegiatan atau aktif dan bergabung di grup dan media sosial yang memang tidak jauh dari peran seorang sutradara.

Fungsinya, semakin banyak orang melihat karyamu dan semakin banyak orang mengenalmu, maka semakin banyak pula peluangmu untuk bekerja sama dan mewujudkan mimpi bersama. Jika kamu konsisten maka karya yang dihasilkan juga akan baik dan bagus dan yang namnya menjadi seseorang yang sukses tidak terjadi dalam 1 hari atau 1 minggu melainkan beberapa bulan bahkan tahun. Maka dari itu jangan pantang menyerah dan tetap bekerja serta berkarya sampai menghasilkan karya yang meledak di pasaran. Masa sulit harus kita hadapi dengan senyuman dan jadikan pengalaman.

Setelah kita terkenal dan mempunyai nama di jajaran sutradara ternama maka jangan sampai kita berhenti disitu saja tanpa berkarya kembali. Karena banyak orang yang sudah menantikan karya – karya kita kembali.

3. Menebar Inspirasi Kebaikan

Jika memang ingin menjadi seorang sutradara yang dieknal dan dikenang sepanjang masa. Ingat bahwa menjadi seorang sutradara dapat menginspirasi banyak orang karena secara tidak langsung kita berperan sebagai seorang guru yang memberikan pembelajaran terhadap orang banyak, maka dari itu bukan hanya materi yang kita dapat melainkan juga yang lainnya.

Banyak film yang cukup baik di Indonesia terlahir dari rasa kepedulian. Petualangan Sherina, GIE, Laskar pelangi, Habibie dan Ainun, Garuda di Dadaku dan masih banyak lagi, merupakan karya-karya yang tidak hanya bagus di pasar namun memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang lain. Menjadi orang baik maka akan mampu melahirkan karya yang baik pula.

Sukses menjadi sutradara film tidak bisa terjadi dalam waktu semalam, oleh karena itu jalani proses dengan penuh semangat. Perlu diingat, tidak ada gelar sutradara dari sekolah manapun kecuali dari hasil karya-karyanya.


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.




I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Kesempatan terbatas!


Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:

Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.
Kesempatan terbatas!

1 thought on “Sutradara: Pengertian, Peran, Tugas, dan Proses Kreatif!”

  1. Pingback: 6 Fakta Film 'Penyalin Cahaya' yang Kini Jadi Sorotan - seruni.id

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Maaf, konten terlindungi. Tidak untuk disebarkan tanpa izin.