cara mengikat ide menjadi naskah buku

Cara Membuat Outline Buku

Cara Membuat Outline Buku – Setelah topik kita dapat dan juga kita sudah melakukan proses curah gagasan, hal penting selanjutnya adalah kita membuat yang namanya outline.

Bagaimana cara membuat outline buku?

Perhatikan tabel berikut ini.

 

DEADLINE
Judul Buku
Anak Judul
Ringkasan Naskah
Isi Naskah Prakata

Prolog

BAB 1

Subbab pertama dari bab 1

Subbab kedua dari bab 1

Subbab ketiga dari bab 1

BAB 2

Subbab pertama dari bab 2

Subbab kedua dari bab 2

Subbab ketiga dari bab 2

BAB 3

Subbab pertama dari bab 2

Subbab kedua dari bab 2

Subbab ketiga dari bab 2

Penutup

Tentang Penulis

Daftar Pustaka

Tulis tanggal dan bulan targetmu untuk menyelesaikan naskahmu.
Kategori
Pembaca Sasaran
Keunggulan Naskah
Buku Pembanding
Referensi
Endorsement

 

Pada JUDUL BUKU, buatlah judul buku sementara yang menjadi idamanmu. Judul buku rancanganmu mungkin nantinya akan diganti oleh editor. Tak masalah. Yang penting, dengan judul buku buatanmu, kamu bersemangat untuk menyelesaikan naskahmu, dan ketika ditanya oleh temanmu, “Kamu sedang menulis buku apa?” Kamu bisa menjawabnya dengan menyebutkan judul buku yang sedang kamu kerjakan. Membuat judul ini penting, karena lewat judul inilah naskahmu nanti akan mendapatkan perhatian lebih dari editor saat kamu mengirimkan naskah.

Pada ANAK JUDUL, kamu memberikan judul kecil yang menjadi penjelas dari judul utamamu. Tujuannya memberikan keterangan dari judul utama, agar pembaca makin mendapatkan gambaran dari isi buku.

Pada RINGKASAN NASKAH, kamu memaparkan secara sederhana namun berisi gambaran keseluruhan dari isi bukumu itu tentang apa. Ibaratnya, kamu membuat teks untuk back cover bukumu nanti. Jadi, posisikan seolah-olah ada calon pembeli yang sedang menimang bukumu. Nah, keluarkan jurus mautmu dengan memberikan gambaran isi bukumu itu tentang apa, dan pastikan orang itu nantinya akan memutuskan untuk membeli bukumu, bukan buku yang lain.

Nah, paling penting ada pada ISI NASKAH. Buatlah urutannya sebagaimana dalam contoh di atas. Tuliskan juga pada bab 1, naskahmu berisi apa. Pada subbab 1, naskahmu berisi apa. Dengan melakukan ini, kamu akan lebih mudah dalam menulis buku dan lebih fokus untuk membahas topik tertentu pada subbab tertentu. Dan ketika di tengah perjalanan menulis buku tersebut kamu menemukan referensi tambahan, baik berupa buku maupun artikel, langsung bisa kamu arahkan ke subbab mana harus dimasukkan. Mudah, bukan?

Pada KATEGORI, kamu tentukan bukumu nantinya masuk kategori apa. Apakah inspirasi, motivasi, religi, panduan, bisnis, atau yang lainnya, kamu lebih tahu.

Pada PEMBACA SASARAN, kamu menentukan siapakah kiranya nanti yang akan membaca bukumu ini. Tentukan umurnya, pekerjaannya, berapa pendapatan bulanannya, apa saja komunitasnya, dan seperti apa karakternya. Dengan memetakan pembaca sasaran sedetail mungkin, akan lebih memudahkan kita untuk menulis naskah disesuaikan dengan keadaan pembaca sasaran. Hal ini juga bisa membantu tim pemasaran ketika bukumu nanti diterbitkan.

Sebuah buku yang terbit idealnya memanglah harus buku yang laku. Dengan pembaca sasaran yang terdefinisi dengan baik, buku dengan cetakan 3.500 ataupun 5.000 eksemplar optimis bisa ludes dalam waktu setahun. Bila tidak habis, kemungkinan memang tak mampunya penulis dan pihak penerbit memetakan sasaran pembaca.

Hal mendasar yang harus kita pahami adalah bahwa tulisan yang kita buat adalah tulisan yang kita tuturkan untuk orang lain. Oleh karena itu, buatlah sesederhana mungkin, agar orang lain memahaminya dengan mudah. Memahami siapa yang menjadi target pembaca menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui oleh penulis. Sehingga, kadang seorang penulis memang harus mengesampingkan bahkan terkadang membuang ego dirinya sendiri agar bisa melakukan penyejajaran dengan target pembaca tersebut.

Tujuannya, dengan memahami target pembaca tersebut, hal-hal yang tidak kita inginkan sebagai penulis seperti ini tidak akan terjadi.

  • Tema yang kita anggap sebagai tema yang menarik akhirnya menjadi hal yang biasa saja bagi orang lain.
  • Susunan kalimat yang sudah kita susun sedemikian rupa menjadi begitu sulit dipahami oleh pembaca.
  • Pembaca menjadi begitu sangat bosan karena kalimat-kalimat yang kita gulirkan tidak sesuai dengan gaya hidup dan keadaan mereka.

Tentu sebagai penulis kita tidak ingin hal-hal tersebut terjadi. Makanya, persoalan yang kamu angkat sebagai penulis harus benar-benar sudah kamu petakan siapan target pembacamu, baik secara kapasitas intelektual maupun kondisi kejiwaan dan pergaulannya. Bagaimanapun kita harus mengakui, bahwa ada semacam strata penggunaan bahasa antara satu kelompok orang dengan kelompok orang yang lain. Makanya, kita mendapati dalam kehidupan nyata, tingkat bahasa yang biasa digunakan oleh ekonomi bawah berbeda dengan kalimat-kalimat yang biasa digunakan oleh kelompok atas. Atau, kalimat-kalimat yang biasa dipakai oleh aktivis muslim berbeda dengan yang biasa diapakai oleh anak-anak muda alay.

Oleh itu, penting bagi kamu untuk ikut memposisikan dirimu sebagai pembaca saat kamu sedang menulis. Mengapa? Jelas, karena kamu menulis untuk target pembacamu, bukan untuk dirimu sendiri. Dengan menjadi pembaca saat kamu menulis, maka setidaknya kamu bisa memilih kalimat-kalimat yang lebih sesuai dan mempertimbangkan untuk menggunakan kata-kata yang lebih mudah dicerna oleh target pembacamu.

Pada KEUNGGULAN NASKAH, kamu menentukan apa yang membuat naskahmu ini berbeda dengan kebanyakan buku yang lain. Apa yang membuat pembaca memutuskan untuk memilih bukumu daripada yang lain. Semakin spesifik dan banyak keunggulan yang kamu paparkan, maka semakin baik kualitas karyamu nantinya.

Selain kedalaman pembahasan, ada beberapa cara agar naskahmu makin menarik dan unggul daripada naskah buku penulis lain. Misalkan, tambahkan infografis, tabel, gambar pendukung, ilustrasi pelengkap, quote-quote yang berkaitan yang dikemasin lebih bagus, dan juga smart box yang berisi kiat atau saran-saran singkat. Dengan mengubah naskahmu menjadi lebih dinamis, seru, dan menarik seperti itu tentu membuat editor penerbit tak sungkan untuk menganggapmu kreatif, sehingga kamu dan naskahmu akan mendapatkan perlakuan lebih khusus nantinya.

Pada BUKU PEMBANDING, kamu menulis buku apa saja yang sejenis dengan buku yang kamu tulis. Hal ini penting, agar kamu bisa memetakan, apa saja kekurangan buku-buku tersebut dan kamu bisa meningkatkan nilai tambah dalam karyamu, sehingga naskah bukumu nantinya menjadi yang terbaik di antara semua jenis buku bertema sama dengan naskahmu.

Pada REFERENSI, tuliskan buku, artikel, atau apa pun yang menjadi referensimu. Tuliskan baik referensi yang sudah kamu miliki, maupun yang masih menjadi angan-angan dan belum sempat kamu miliki. Semakin siap referensinya, akan semakin siap kamu dalam menulis naskah ini lebih lanjut. Biasanya, dalam perjalanan penulisan naskah, kamu akan menemukan referensi tambahan. Itu tak mengapa, justru akan makin memperkuat kualitas naskahmu. Yang harus menjadi perhatian kamu hanyalah, kamu harus tahu kapan kamu harus menyudahi penulisan dan mencukupkan referensi. Bila tidak, karyamu tidak akan pernah selesai, hanya gara-gara kamu tidak pernah merasa puas dengan karyamu sendiri karena kamu menuntut kesempurnaan. Tidak ada karya yang sempurna, karena semua dari kita berproses dan berkembang.

Pada ENDORSEMENT, tuliskan target siapa saja yang akan bersedia memberikan testimoni pada karyamu ini. Buatlah daftar orang-orang atau tokoh-tokoh penting yang sekiranya bisa makin meningkatkan harga diri dan harga jual bukumu. Semakin terkenal tokoh itu, akan semakin baik. Tentu saja, tokoh itu harus relevan dengan karya yang sedang kamu susun tersebut. Kalau sosok pemberi endorsement itu sangat tidak berhubungan dengan tema naskahmu, saran saya tidak usah. Karena akan terlihat sangat aneh dan terkesan memaksa. Lebih baik satu atau dua endorsement saja, namun dari sosok yang memang sesuai dengan tema buku yang kamu kerjakan.

Nah, dengan membuat klasifikasi seperti di atas, akan makin memudahkanmu dalam pengerjaan naskah. Sekarang, cobalah membuatnya versimu sendiri.

Demikian pembahasan mengenai cara mengikat ide menjadi naskah buku. Untuk belajar menulis, silakan membaca lebih jauh tentang postingan cara menulis buku karena saya sudah menuliskannya dengan sangat lengkap. Sedangkan untuk mencetak buku, silakan menghubungi Nulix.id. Semoga membantu.[]


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.




I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Kesempatan terbatas!

Incoming search terms:


Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:

Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.
Kesempatan terbatas!

Incoming search terms:

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Maaf, konten terlindungi. Tidak untuk disebarkan tanpa izin.