Penulis Profesional – Dibayar mahal hanya dengan menulis? Enak amat! Kenyataannya memang begitu. Dan kedengarannya memang menarik. Memang menggiurkan menjadi penulis profesional. Namun, sebelum kamu kepincut dengan profesi penulis profesional ini, ketahui dulu, apa yang membuat seorang penulis profesional tetap lestari dengan profesinya dan bisa meraup kesuksesan.
Pilar Pertama: Perbaiki Kualitas
Saat karya kita baik, ada saja jalan yang terbentang bagaimana karya kita tersebut kemudian berhasil terbit, dan bahkan mendapatkan bonus menjadi best-seller.
Bahkan, sering kali tak memandang umur penulisnya.
Ini tentu mengejutkan.
Zlata Filipovice, misalnya. Gadis belia ini menulis catatan harian sepanjang 1991-1993, kala perang Bosnis. Catatan harian tersebut kemudian dibukukan dengan judul Zlata’s Diary, dan kemudian meraih best-seller. Kabar dari negeri sendiri, seperti Rachmania Arunita, menulis Eiffel I’m in Love yang kemudian difilmkan itu, saat masih SMA.
Artinya, saat kita mendapatkan pekerjaan dari klien, entah menulis biografi, menulis annual report, ataupun proyek penulisan yang lain, lakukan dengan maksimal. Perbaiki kualitasnya. Saat kita berhasil dengan proyek berkualitas, proyek yang lain akan datang dengan sendirinya.
Maka, yang harus kita perhatikan untuk menjadi penulis profesional adalah kualitas karya, bukan yang lain. Yang lain cenderung akan mengikut.
Pilar Kedua, Manajemen Waktu
Terdengar klise memang. Akan tetapi, kemampuan kita memanejemen waktu adalah kunci dari seberapa profesional kita menjadi penulis.
Pekerjaan menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan kedisiplinan tinggi. Apalagi sebagai penulis profesional. Musuh terbesar bukanlah macetnya jalanan, atau gangguan lain yang bersifat eksternal. Namun, tantangan terbesar dari seorang penulis profesional adalah diri sendiri. Dan tantangan itu adalah kegagapan mengatur waktu.
Tiap penulis profesional dituntut memiliki keahlian mematahkan deadline dan menjinakkan tenggat waktu.
Dalam sehari, kita sama-sama teranugerahi 24 jam. Semakin baik kita mampu mengelola waktu, akan semakin baik pula hasil pekerjaan kita.
Mari kita telaah kembali.
Dalam sehari, dalam waktu apa saja kita sering membuang-buang waktu.
Misalkan, lebih banyak browsing yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, lebih banyak membuka media sosial dan memerhatikan timeline orang lain. Itulah mengapa saya menerapkan pola hidup minimalis. Agar pekerjaan fokus, ibadah tenang, dan urusan keluarga tidak terabaikan.
Dengan menelaah waktu-waktu yang sering terbuang, kita akan tahu titik-titik yang bisa kita ganti untuk lebih produktif dalam berkarya.
Jadi, kenali dulu bagaimana kita menghabiskan waktu dalam setiap harinya. Lalu, gantilah waktu-waktu yang sering terbuang percuma, dengan menukarnya untuk berkarya. Itulah yang harus dilakukan untuk menjadi penulis profesional.
Pilar Ketiga, Bersiap dengan Serbuan Ide
Menjadi penulis profesional harus mampu mendayagunakan panca inderanya. Kita harus melihat, merasa, membaui, mendengar, dan bertutur dengan cara yang berbeda dari orang kebanyakan.
Kita harus senantiasa peka. Kepekaan itu akan membuat kita gelisah. Gelisah yang menggerakkan pabrik ide kita memroduksi lebih banyak karya.
Kita bisa mendapatkan ide dari mana saja.
Saat macet, manfaatkan kepekaanmu dengan keadaan sekitar. Saat jalan ke pasar, aktifkan panca indera untuk menangkap ide-ide yang berseliweran.
Jadilah anak kecil yang banyak tanya. Bertanyalah apa saja. Bertanyalah seluas-luasnya.
Mainkan imajinasi sesukamu. Pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti: bagaimana jika, apa selanjutnya, dan mengapa, harus senantiasa terus kita lazimkan sebagai bahan bakar memroduksi keingintahuan.
Dan saat ide-ide itu datang, jangan lupa ikat dengan mencatatnya. Bisa lewat notebook kecil, atau lewat smartphone. Beberapa orang memiliki teknik mengikat ide yang berbeda. Ada yang mencatatnya. Ada pula yang merekamnya.
Bebas. Lakukan yang paling pas dengan keadaanmu. Yang pasti, saat ide datang, ikat. Akan datang suatu masa, di mana ide-ide itu akan berguna bagi pekerjaan kita sebagai penulis profesional.
Pilar Keempat, Kekhasan dalam Berkarya
Joe Sacco, adalah penulis sekaligus komikus yang sangat saya kagumi. Sejak SMA, ia sudah aktif di dunia jurnalistik, dengan bergabung di redaksi koran sekolah Sunset High School. Ia kemudian melanjutkan ke Universitas Oregon, dan lulus sebagai sarjana jurnalistik.
Selepas kuliah ia memang bekerja sebagai jurnalis. Akan tetapi, tak berapa lama, ia pindah ke GuideBooks, karena merasa bosan sekaligus lelah sebagai jurnalis.
Di penerbit itulah Joe Sacco mewujudkan hobinya: berkisah lewat gambar. Nekad, lewat pada tahun 1985, lewat Portland Permanent Press, Joe Sacco menerbitkan majalah komiknya sendiri. Tak lama setelah itu, ia bekerja sebagai staf penulis berita di The Comic Journal, dan memberinya kesempatan untuk membuat seri cerita satir bertajuk Centrifugal Bumble Puppy.
Tiga tahun kemudian, Joe Sacco melakukan perjalanan keliling Eropa, dan kemudian menuangkan kisahnya dalam sebuah komik autobiografi berjudul Yahoo, dan dapat terbit hingga enam seri.
Lewat itulah, kemudian Joe Sacco menjadi semakin mapan dan terkenal lewat kekhasan sebagai penulis sekaligus komikus.
Setelah perjalanan keliling Eropa, Joe Sacco melakukan lawatan ke Israel dan Palestina, dan membuat novel grafis yang berjudul Palestine pada tahun 2001 yang mengantarkannya diganjar penghargaan Best Original Graphic Novel pada ajang Will Eisner Award.
Kekhasan Joe Sacco inilah yang membuatnya menjadi penulis profesional yang mumpuni, yakni kemampuan untuk menyatukan antara komik sebagai fondasi visual berpadu dengan laporan jurnalistik.
Kekhasannya yang tak bisa dimiliki oleh penulis sekaligus komikus yang lain inilah yang membuat Joe Sacco mendapatkan tempat tersendiri di hati pembaca dan juga rekan kerjanya.
Dengan berpijak kepada empat pilar ini, saya yakin kita akan menjadi penulis profesional yang terus dibutuhkan dan sanggup bertahan di tengah derasnya perubahan zaman. Karena yang berkualitas, akan selalu mendapatkan panggungnya. Untuk belajar menulis, silakan membaca lebih jauh tentang postingan cara menulis buku karena saya sudah menuliskannya dengan sangat lengkap.
Selamat menjadi penulis profesional.
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!