cara menumbuhkan minat baca

10 Cara Menumbuhkan Minat Baca untuk Anda yang Malas Membaca

Cara Menumbuhkan Minat Baca – Membaca adalah pendidikan seumur-umur. Jenjang sekolah mungkin memberikan habit membaca. Akan tetapi, itu lebih mirip pemaksaan daripada menunjukkan bahwa membaca adalah sebuah kenikmatan yang sulit sekali dihentikan. Lulus sekolah, otomatis aktivitas membaca sudah selesai.

Sangat tidak menarik bukan?

Mortimer J Adler dalam How to Read a Book memaparkan fase-fase asik membaca:

1 – Membaca Dasar

Adalah saat-saat di mana kita belajar mengeja. Ini A, ini B, ini C, dan seterusnya. Setelah itu, kemampuannya meningkat dengan mampu membaca kata dan kalimat dengan lancar tanpa beban.

Pada tahap tertentu, sudah mampu silent reading.

Tidak lagi pakai mulut yang mengeluarkan kata-kata.

 

2 – Membaca Inspeksional

Adalah saat-saat di mana kita membaca secara cepat dan sekilas. Membaca cepat bukanlah keahlian hebat. Karena bagaimanapun, membaca cepat hanya berfungsi untuk menginspeksi sesuatu.

Misalnya, saat kita menginginkan sebuah buku yang terpajang di rak buku, kita ingin menentukan buku ini layak kita baca ataukah tidak. Atau, kita sedang melihat catatan kaki, dan lain sebagainya yang membutuhkan penglihatan sekilas.

Bagaimanapun, membaca membutuhkan penyerapan makna.

Membaca cepat, akan melupakan aspek penting ini. Kita tak bisa menikmati buku secara lebih baik dan menangkap pesan-pesan istimewa yang telah diselipkan penulisnya.

 

3 – Membaca Analitis

Fase ini berarti membaca tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga mengunyah, mencerna, menimang-nimang, menyarikan, dan menyajikan lagi ke dalam sebuah tulisan.

Sepertinya sangat melelahkan. Akan tetapi, setelah disajikan lagi dalam sebuah tulisan, justru di situlah letak kenikmatan paling tinggi dari sebuah aktivitas yang bernama membaca.

Tidak banyak orang yang sampai pada tahap ini.

Kebanyakan hanya pada fase membaca, tanpa pernah mengerahkan segenap daya pikir untuk menyajikan lagi dalam tulisan.

 

4 – Membaca Sintopikal

Ini adalah fase terakhir. Pada fase ini, kita membaca beberapa buku dalam tema yang sama, kemudian dibandingkan, dianalisis, disintesiskan menjadi sebuah ide baru untuk disajikan kepada pembaca.

Yap! Inilah tahap para penulis.

Para penulis tidak hanya berhenti dalam membaca saja. Tapi tema-tema serupa diusahakan dilahap habis, kemudian diramu dengan berbagai hal, agar tercipta ide-ide baru untuk pembaca.

 

 

Nah, melihat sekian kegunaan dari membaca tersebut, masalahnya sekarang adalah: bagaimana menciptakan reading habit?

 

1. Selalu sediakan beberapa menit per hari.

Membaca dengan cara mencicil adalah solusi terbaik bagi yang ingin membangun reading habit. Hendak beranjak tidur misalnya, alokasikan saja 10 menit untuk membaca. Itu sudah mendapat paling tidak dua halaman novel. Ketika menunggu bus datang, bisa sambil membaca. Itu sudah mendapat paling tidak empat halaman novel.

 

Jika setiap kegiatan-kegiatan yang ringan dan bisa diselingi membaca, lakukanlah. Saat menunggu bus: 10 menit. Saat mau tidur: 10 menit. Saat menunggu mie rebus matang: 5 menit. Dari itu saja, kita sudah mendapatkan 25 menit untuk membaca dalam sehari. Tinggal kalikan saja dalam satu pekan. Satu bulan. Satu tahun.

2. Buat booklist.

Yap! Daftar buku apa saja yang harus kita baca di pekan atau bulan ini. Jika dalam satu bulan menganggarkan tiga saja novel yang harus diselesaikan, yakinlah, kita akan bersemangat untuk selalu mengatur waktu dalam membaca. Tidak perlu malu dengan orang lain kalau misalnya satu bulan hanya menghabiskan tiga novel.

Hei! Ini hidup kita sendiri. Nikmatilah aktivitas membaca ala kita. Walau hanya tiga novel dalam sebulan. Mengapa? Karena aktivitas kita berbeda dengan kebanyakan orang. Buatlah selalu alasan-alasan kita sendiri dalam menentukan bacaan dan menikmatinya, tak perlu ikut-ikutan orang lain.

 

3. Membuat reading book challenge!

Ini memang kelihatan sangat ekstrim. Artinya, kita mengadakan sendiri tantangan membaca buku. Misalnya: satu tahun harus menghabiskan 50 buku!

Wow!

Atau, satu pekan harus satu buku.

Mau efektif?

Catatlah challenge versi diri kita sendiri itu di blog.

Jadi prosesnya bisa dipantau. Pekan ini dapat sekian, pekan depan dapat sekian, dan seterusnya. Kalau mau lebih efektif lagi, mengajak teman yang sama-sama suka membaca buku untuk melakukannya.

Sebarkanlah challenge ini bareng-bareng. Pasti efeknya akan lebih bagus.

 

Baca Juga: Mengapa Penerbit Menolak Naskah?

 

4. Kurangi waktu online.

Usahakan online untuk yang penting-penting saja. Menunggui Facebook seharian sangat-sangat tidak baik. Gunakan alokasi waktu online untuk menulis, mendapatkan informasi, dan networking.

Selain itu, cut!

Gunakan untuk membaca.

 

5. Limit TV watching!

Ini tentu saja. Apalagi sinetron. Gila ya. Sinetron Indonesia, untuk adegan kaget saja memakan waktu satu menit. Pakai acara di close up ke wajah lagi. Lebay sangat. Kalau ingin benar-benar mempraktikkan cara menumbuhkan minat baca, Anda tentu harus mengikuti aturan mengesalkan satu ini, ya.

 

6. Selalu bawa satu buku di dalam tas ke manapun pergi.

Ini tentu saja untuk membunuh waktu dengan selalu membaca. Jika ini dilakukan terus-menerus, akan ada banyak buku yang bisa kita habiskan.

 

7. Baca blog yang membahas resensi buku.

Dengan membaca resensi dari orang, kita bisa mengerti suatu buku itu bagus ataukah tidak. Pada saat yang sama, kita juga tertarik, bersemangat, dan mendapakan inspirasi dengan rekomendasi dari ulasan orang lain.

 

8. Baca buku serial.

Novel seperti Harry Potter, Twilight, atau Hunger Games atau bacaan-bacaan lain yang bersifat serial, akan membuat kita tidak bisa berhenti membaca. Buku-buku seperti ini sangat bagus untuk membangun reading habit kita menjadi lebih baik.

 

9. Pastikan selesaikan satu buku sebelum pindah.

Sudah pindah ke buku lain padahal satu buku belum selesai akan mematikan semangat kita. Itu tandanya kita tidak sedang membaca buku yang menarik versi kita.

Saran saya, belilah buku yang memang benar-benar menarik bagi kita. Menarik bagi orang lain, belum tentu menarik bagi kita. Ingat itu.

Benar-benar belilah buku yang membuat kita selalu bersemangat membacanya. Kalau memang suka buku humor, belilah. Kalau memang suka buku fantasi, belilah. Dan bacalah secara tuntas selalu.

 

10. Jangan lupa ke toko buku.

Tentu saja. Jangan sampai dalam waktu satu bulan, tidak ada satu hari pun yang dianggarkan untuk mendatangi toko buku. Datanglah. Banyak buku menarik di sana. Tak punya uang? Bekerja, dan menabunglah untuk membeli buku.

 

Demikian pembahasan tentang cara menumbuhkan minat baca. Untuk belajar menulis, silakan membaca lebih jauh tentang postingan cara menulis buku karena saya sudah menuliskannya dengan sangat lengkap. Sedangkan untuk mencetak buku, silakan menghubungi Nulix.id.[]


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.




I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Kesempatan terbatas!


Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:

Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.
Kesempatan terbatas!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Maaf, konten terlindungi. Tidak untuk disebarkan tanpa izin.