Di surga, ada istana terbuat dari permata dan marjan. Terbingkai emas. Terhias mutiara. Keindahan, kegemerlapan, juga kemewahan. Setiap yang melihatnya, takluk sudah hatinya. Ingin nian memilikinya.
Dalam Shahih Muslim, perihal istana itu teriwayatkan.
Ada dua orang hamba bersengketa di hadapan-Nya. Yang pertama meminta keadilan karena telah terzhalimi di dunia. Yang kedua menangis penuh sesal. Ketakutan meredup seluruh sendi harapan untuk selamat dari gugatan itu. Sungguh Allah tentu pengadil Yang Maha Adil. Tak ada ruang bagi hamba kedua untuk berkelit dari kezhaliman yang telah dilaksanainya.
Lalu Allah menunjukkan istana indah itu. Hamba pertama terpesona.
”Duh Rabbi, bagi Nabi siapakah istana ini? Milik shadiq yang mana? Milik syahid siapa?”
”Istana ini,” kalam-Nya, ”akan menjadi milik siapa pun yang mampu membayar harganya.”
Kian bersemangat hamba pertama. Berarti ada kesempatan baginya untuk mempunyainya.
”Berapakah harganya, Ya Rabbi? Dengan apakah orang yang menginginkan akan membayarnya? Siapakah yang beruntung bisa memilikinya?”
”Adalah dirimu, mampu membayar harganya. Asal saja, kau mau memaafkan saudaramu itu. Niscaya, istana ini kan jadi milikmu,” jawab Allah.
Riang menjalari hamba pertama. Kegembiraan sebegitu nian membuncahnya.
”Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, Ya Rabbi! Sungguh, kini aku telah memafkan saudaraku ini!”
Yang terluka memang sakit nian terasa. Ingin sekali membalas kezhaliman. Namun, memafkan adalah kesembuhan. Para pemaaf mesra didekap-Nya dengan segenap cinta.
Memberi maaf memang berat, namun ia berbuah istana surga. Yang tak setiap hamba bisa memilikinya.
Para penzhalim itu sebenarnya terluka lebih dalam: pahala dia tersedot, mendapat asupan dosa, dan tentu mendapat ketidaksukaan-Nya.
Para pemaaf, kemuliaan menjalari hidup di dunia nan akhiratnya: kecintaan Allah, tersembuh lukanya, mendapat kiriman pahala dari sang penzhalim, dan terkurang dosanya karena telah dikirim ke sang pezhalim pula.
Teruslah berlimpah maaf. Dengan begitu, kita telah mensyukuri nikmat bersaudara. Nikmat berukhuwah. Di mana menara-menara cahaya di surga telah menunggu kita.
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!
