Pelajaran Bisnis dari Steve Jobs – Setiap perusahaan, baik skala besar maupun kecil, selalu memiliki sisi perbedaan dalam usahanya. Entah perbedaan tersebut besar, maupun kecil. Tetapi, tidak ada yang berbeda dalam hal bagaimana perjalanan untuk membuat perusahaan tersebut membesar atau tetap bertahan. Semuanya membutuhkan kerja keras.
JOBS, film apik berkisah tentang tentang Steve Jobs dalam membangun Apple, perusahaan paling keren sejagad, menegaskan hal ini. Lihat saja bagaimana perjalanan Steve Jobs dalam membuat produk pertamanya, menemukan pelanggan pertamanya, menemukan investor, membangun kultur perusahaannya, bahkan hingga memutuskan siapa yang berhak untuk tetap bertahan di Apple dan tidak.
Kita mungkin memang bukan Steve Jobs, tapi dari perjalanan hidupnya membangun perusahaan sekeren Apple, adalah perjalanan zero to hero yang mengajarkan bahwa: membangun bisnis apapun, bahan bakar perjalanannya memang kerja keras.
If you dedicate today to being better than you were on yesterday, then you will wake up tomorrow with more than you could have ever dreamed of.
Steve Jobs adalah legenda, dalam arti sebenarnya. Dan ke-10 pelajaran hidup kreatif ini, bisa menjadi percikan yang akan terus menyulut nyala lentera kreativitas kita.
1. Teruslah Bergerak
“Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang kamu lakukan. Jika kamu belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan hanya diam. Seperti halnya pasangan hidup, kamu akan tahu bila kamu telah menemukannya. Dan, sama seperti relasi yang baik, akan lebih baik dan lebih baik seiring dengan berjalannya waktu. Jadi teruslah mencari sampai kamu menemukannya. Jangan diam,” kata Steve Jobs.
Setiap bangun pagi, selalu tanyakan pada diri sendiri: apakah hal-hal yang akan kita lakukan seharian nanti benar-benar aktivitas yang sesuai dengan passion ataukah belum?
2. Produk Berbeda & Berfungsi Baik
“Saya lebih suka mempertaruhkan visi daripada membuat sebuah produk yang pasaran.” — Steve Jobs
Itulah mengapa Steve Jobs menjadi legenda dalam dunia bisnis berbasik teknologi. Visinya selalu diperjuangkan. Ngototnya untuk menciptakan produk yang tak sekadar berdesain menarik, namun juga ramah pengguna, buktinya bisa menguasai pasar.
Dan itu tidak akan terjadi, bila Steve Jobs hanya mengikuti selera pasar. Ia berpikir beda. Steve Jobs menawarkan produk yang ia tahu, bahwa pasar akan sangat menyukai sekaligus membutuhkannya.
It takes nothing to join the crowd, but it takes everything to stand alone.
Awalnya mungkin banyak yang menentang, tetapi percayalah, itulah jalan yang memang harus diambil oleh para pembuat perubahan.
3. Kemutlakan untuk Mencintai Pekerjaan
Kita tak akan bisa ke mana-mana dan membuat prestasi yang membahana, bila pekerjaan yang kita geluti sekarang bukanlah jenis pekerjaan yang kita sukai, sayangi, dan cintai.
“If You don’t love something, you’re not going to go the extra mile, work the extra weekend, challenge the status quo as much,” kata Steve Jobs.
Kenapa? Nalarnya sederhana. Mereka yang menyukai pekerjaannya, pasti akan menganggap masalah dalam lingkup kerjanya sebagai tantangan.
Seorang desainer grafis, ketika mendapatkan proyek yang levelnya ‘agak sulit’ untuk diatasi, tentu menganggapnya sebagai tantangan yang menarik dan menggairahkan. Berbeda dengan yang aslinya suka membuat web, namun bekerja di sebuah sekolah dasar. Ia akan menganggap setiap harinya terasa horor!
4. Hidup Ini Singkat, Jadikan Sangat Berarti
Yah, kita semua akan mati. Dan itu adalah alarm yang harusnya melecut semangat, menghentakkan gairah, dan menggerakkan pikiran untuk terus melakukan hal-hal baik, kreatif, juga bermaslahat.
“Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang paling penting yang pernah saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar dalam hidup,” kata Steve Jobs
Walau terserang Kanker di usinya lanjutnya, Steve Jobs tak kemudian berhenti melakukan hal-hal keren. Yah, padahal dia sudah kaya, terkenal, dan petinggi perusahaan. Tetapi, orang-orang yang memiliki passion itu memang begitu. Dia selalu digedor jiwanya untuk menghasilkan sesuatu yang keren secara terus menerus.
Kamu juga merasakannya, kan?
5. Mencari Mata Batin Baru dengan Traveling
Sebelum mendirikan Apple, Steve Jobs pergi ke India. Dari sana, keadaannya jiwanya lebih baik. Dia lebih bisa mengontrol emosinya, dan mendapatkan perspektif baru dalam hal produk. Kesimpelan, keminimalisan, kemudahan, dan juga keindahan.
Sesekali, travelingnya, ke sebuah negara jauh. Ke tempat yang sangat berbeda dari di mana engkau berada. Perspektif baru, ide baru, mata batin baru, akan kamu dapatkan.
6. Jangan Sampai Salah Mencari Co-Founder
Steve Wozniak adalah partner Steve Jobs ketika mendirikan Apple. Steve Wozniak yang jago membuat ‘daleman’ produk, dan Steve Jobs jago dalam mengemasnya dan menjualnya. Ini adalah paduan duet maut yang susah sekali dikalahkan. Terbukti memang, Apple menjadi raja dalam inovasi bisnis berbasis teknologi.
Saat ini sedang merintis bisnis kreatif? Pastikan kamu tidak salah mencari co-founder.
7. Pasar Tidak Tahu Apa yang Mereka Inginkan
Yah, pasar tidak tahu apa yang mereka butuhkan sampai kita membuat produknya dan menunjukkan kepada mereka.
Saat orang-orang memegang produk Apple, mereka pasti akan berkomentar serentak, “Ini loh produk yang gue inginkan. Ini gue banget, gilak!”
Tetapi, apakah mereka tahu sebelumnya bahwa mereka menginginkan produk seperti itu sampai Apple benar-benar membuat produk seperti itu?
“Benar-benar sulit untuk merancang produk melalui diskusi kelompok. Seringkali, orang tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai Anda menunjukkannya kepada mereka,” kata Steve Jobs.
Yah, inilah yang membuat Steve Jobs berbeda. Dia sering kali ngotot untuk mewujudkan imajinasinya. Dan imajinasinya memang visioner dan tepat. Dan itu yang tidak dimiliki oleh para petinggi perusahaan lain yang berbisnis teknologi.
8. Pada Akhirnya, Uang Bukan Segalanya
Apa sih hal terpenting bagi Steve Jobs?
Uang? Ketenaran? Ternyata tidak. “Menjadi orang terkaya di pemakaman tidak penting bagi saya. Pergi tidur di malam hari mengatakan: kami telah melakukan sesuatu yang indah, itu yang penting bagi saya,” katanya.
Dan selalu saja begitu, orang-orang yang memiliki pemikiran seperti itulah yang pada akhirnya sanggup mengubah dunia.
9. Setelah Co-Founder Terbaik, Ciptakan Tim Terhebat
Walau dengan visi sehebat apapun dari Steve Jobs, Apple takkan ke mana-mana tanpa Jonathan Ive, Arthur D. Levinson, Tim Cook, Luca Maestri, juga Jeff Williams.
PR untuk kita yang ingin membuat bisnis kreatif setelah menemukan co-founder yang tepat, segeralah membuat tim hebat nan solid untuk mewujudkan ide-ide brilianmu.
10. Harus Perfeksionis
Saat seseorang perfeksionis, dia akan habis-habisan untuk mengeluarkan produk terbaik, dari ide terbaik, energi terbaik, dan eksekusi terbaik. Itulah yang selalu ditanamkan Steve Jobs untuk dirinya dan juga timnya. Ibaratnya, “Kamu telah memanggang sebuah kue yang sangat cantik, namun kemudian kamu menggunakan kotoran anjing untuk hiasannya,” kata Steve Jobs.
Maksudnya, bila kamu sudah menciptakan dasaran yang bagus, keren, dan berpotensi untuk menjadi ‘the next big thing’, jangan merusaknya dengan sesuatu yang instan, tak berisi, dan lemah nilai.
***
Demikian pembahasan tentang pelajaran bisnis dari Steve Jobs. Semoga bisa menjadi inspirasi baru untuk melesatnya bisnismu.
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!