Ahmad bin Tsa’labah berkata, aku mendengar Salm bin Maimun Al-Khawwash berkisah, “Aku membaca Al-Qur’an namun tidak merasakan kelezatan. Lalu akau katakan pada diriku sendiri, ‘Bacalah seolah-olah kamu mendengar langsung dari Rasulullah, maka kurasakan ada secercah kelezatan.’ Kemudian, aku katakan kepada diriku lagi, ‘Bacalah seolah-olah kamu mendengar dari Jibril yang membacakan kepada Nabi, maka kelezatan itu bertambah.’ Kemudian aku katakan kepada diriku lagi, ‘Bacalah seolah-olah kamu mendengarnya langsung dari Allah ketika sedang berfirman, maka kelezatan itu terasa sempurna.”
Para salafush shalih, selalu memiliki cara yang mengagumkan untuk membuat diri mereka makin taat.
Al-Qur’an, yang segala mukjizat dan segala makna yang dikandung oleh lafazh-lafazhnya. Ia sebagai mukjizat dalam lafazh-lafazh dan redaksinya. Satu hurufnya yang berada di tempatnya merupakan suatu mukjizat yang diperlukan oleh selafazh lainnya dalam ikatan kata. Sekata yang berada di tempatnya juga merupakan mukjzat dalam ikatan erat sebuah kalimat. Dan sekalimat yang ada ditempatnya itu pun merupakan mukjizat dalam jalinan surat.
Al-Qur’an itu mukjizat karena ia datang dengan lafazh-lafazh yang paling fasih dalam susunan yang terindah dan mengandung makna yang tervalid; shahih. Dan semua aturannya diletakkan pada tempatnya masing-masing, sehingga tidak tampak ada sesuatu yang lain yang lebih baik daripadanya.
Al-Qur’an yang merupakan dustur tasyri’i itu, telah paripurna. Yang akan membangun kehidupan manusia atas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia. Al-Qur’an, yang orang Arab sendiri tak mampu untuk membuat semisalnya, padahal ia tidak keluar dari aturan-aturan kalam mereka, yang telah mereka kenal sebelumnya. Baik lafadz, huruf, maupun redaksinya.
Al-Qur’an, jalinan hurufnya serasi, ungkapannya terindah, redaksinya tersimpatik, ayat-ayatnya teratur. Perhatikanlah jumlah ismiyah, atau jumlahfi’liyah-nya. Dalam nafi dan itsbat-nya. Dalam dzikr dan khadf-nya. Dalam ithnab, ta’rif dan tankir-nya. Dan pula dalam taqdim dan ta’khir-nya. Dalam muthlaq dan muqayyad-nya. Dalam nash dan fahwa-nya. Dan lain-lainnya. Dan manusia manapun di belahan manapun takkan sanggup menandinginya.
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!