Startup: Pengertian, Makna, Bisnis, dan Formula Suksesnya!

Startup – Tiga platform teknologi yang konvergen, yakni internet, mobile phone, dan tentu saja cloud, telah mengubah hampir setiap sektor bisnis. Yah, kita tahu itu. Ini semua gara-gara internet yang memang menyediakan semua informasi, serta sejumlah big data kepada khalayak, yang mana sebagian besarnya bisa kita dapatkan dengan gratis.

Konektivitas berkelanjutan tersedia bagi penduduk bumi dengan ditopang oleh komputasi awal dengan daya yang hampir tak terbatas. Dengan itu, akibatnya tentu saja sumber daya penting seperti informasi dan data yang sebelumnya bisa dikatakan langka, sekarang menjadi melimpah dan murah. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan lama yang merasa sudah mapan dan jumawa, akhirnya tumbang karena memang rentan dengan hadirnya perusahaan rintisan baru dengan inovasi yang cepat. Semuanya mengalamai disruption.

Dahulu, butuh waktu hingga lama bagi teknologi untuk berkembang dari penemuan besar baru ke penemuan besar berikutnya. Akan tetapi, dengan hadirnya tiga platform teknologi yang konvergen di atas, semuanya menjadi berbeda. Bayangkan saja, komputer modern yang ditemukan pada tahun 1940-an, tidak berskala luas dan global sampai era personal computer pada era 80-an dan 90-an. Waktu yang sangat lama, bukan?

Berbeda dengan web yang ditemukan pada tahun 80-an dan kemudian pada awal 90-an munculnya TCP/IP, HTML, dan juga browser, lalu pada akhir tahun 90-an ditemukan smartphone dan makin dipopulerkan dengan hadirnya iPhone pada tahun 2007, yang mana kedua hal tersebut makin menyebabkan pergolakan yang masif dalam bisnis, seperti media, ritel, dan juga komunikasi, hanya dalam satu dekade!

Dengan itu, secara ekonomi, kita mendekati era di mana teknik pemasaran pun berubah drastis. Kekuasaan bisnis, berubah dari milik “perusahaan” menjadi milik “pelanggan”. Bayangkan, siapa pun, yang ingin membeli sesuatu, bisa dengan bebasnya untuk melakukan perbandingan harga, pertimbangan ulasan produk tersebut, memerhatikan spesifikasi, bahkan meminta rekomendasi dari teman atau pakar, hanya dalam sekali jalan, yakni lewat smartphone. Dan semuanya terselesaikan hanya dalam beberapa menit saja.

Saat pelanggan benar-benar diberdayakan, satu-satunya cara bagi bisnis untuk meraih kesuksesan adalah dengan secara konsisten menciptakan produk, layanan, dan pengalaman pelanggan dengan spesial.

Individu dan sebuah tim kecil pun sekarang dapat memiliki dampak yang sangat besar. Kolaborasi positif antar beberapa orang kreatif bisa menghasilkan produk berbasis teknologi dengan sangat cepat. Di samping itu, biaya eksperimen untuk gagal juga telah menurun drastis. Karyawan yang bergerak cepat dapat menciptakan nilai besar hanya dalam periode waktu yang sangat singkat.

Karyawan yang paling berharga saat ini adalah jenis orang yang dapat menggabungkan pengetahuan teknis, analisis, dan kreativitas. Mereka adalah smart creatives. Jenis orang seperti ini dapat merancang, membangun, dan memperbaiki produk dengan cepat. Jenis orang seperti ini juga dapat berkembang dalam kondisi yang sangat dinamis dan tidak pasti sekalipun.

Satu-satunya cara agar bisnis menjadi berhasil secara konsisten adalah dengan menarik sebanyak mungkin karyawan berjenis seperti itu dan menciptakan sebuah lingkungan kerja di mana mereka dapat berkembang dalam skala yang sangat besar.

Dan yah, itu tentu saja memerlukan pendekatan manajemen yang sangat berbeda daripada apa yang dipraktikkan secara tradisional saat ini.

Para pemimpin bisnis pada era sekarang harus berani menyerahkan tingkat kontrol yang tinggi kepada karyawan untuk mengembangkan diri mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Tugas manajemen adalah membatasi total biaya kesalahan, bukan jumlah total kesalahan.

Lalu, bagaimana cara menarik orang-orang berjenis smart creatives dan menciptakan lingkungan tempat mereka berkembang dengan baik?

Kultur perusahaan. Kalau kita ingin mereka mau bekerja sama dengan perusahaan kita, itu dimulai dengan kultur perusahaan yang harus terbentuk dengan baik. Mengapa perusahaan yang diturunkan secara langsung dari kepribadian pendiri cenderung lebih bisa bertahan dan sukses, daripada yang tidak? Karena ada kultur di sana.

Tim kecil. Pada dasarnya, sebuah tim kecil yang efektif bisa lebih banyak melakukan pekerjaan daripada tim besar, karena mereka cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berpolitik dan mengkhawatirkan siapa yang mendapatkan pujian. Dan juga, karena tidak ada tempat untuk bersembunyi dari job description. Yah, seperti belajar kelompok ketika kita di sekolah. Semakin besar tim itu, akan semakin banyak yang hadirnya antara ada dan tiada, kan? Mirip-mirip wakil presiden Budiono, lah ….

Maksimalisasi energi dan interaksi. Sebuah kantor harus dirancang untuk dinamis dengan tim yang berenergi. Bukannya sebuah tempat kerja yang tenang dan damai. Idealnya, bila antara satu karyawan dengan karyawan yang lain bisa menyentuh bahu tanpa ada pembatas, maka itu pula yang akan terjadi: tidak adanya penghalang komunikasi dan arus gagasan yang akan terus mengalir deras. Jadi, biarkan sebuah tim itu kelihatan crowded.

Bekerja dari rumah? Saya rasa tidak. Pastikan karyawan memiliki semua yang mereka butuhkan untuk tetap produktif, sehat, dan tentu saja bahagia. Agar terus melakukan eksperimen-eksperimen penting di kantor dan melakukan pekerjaan-pekerjaan hebat di kantor tersebut.

Berikan karyawan alasan besar atau visi mengapa mereka harus melakukan pekerjaan itu. Orang yang paling bersemangat adalah orang-orang yang akan melakukan sesuatu bukan karena mereka diberitahu, atau dibayar, atau diberi izin, tapi karena mereka pikir itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Produk unggulan diawali dengan wawasan teknis yang unik. Produk baru yang hebat biasanya dimulai dengan menerapkan satu atau lebih teknologi, desain, atau wawasan bisnis sedemikian rupa. Sejarah penuh dengan perusahaan yang mencapai kesuksesan dengan menerapkan wawasan teknis yang unik. Google misalnya, mulai dari Search, AdWords, Translate, Knowledge Graph, atau Gmail.

Optimalkan pertumbuhan. Bisnis yang paling sukses adalah bisnis yang mengerti bagaimana melakukan pertumbuhan. Kompetisi bisnis sekarang begitu ketatnya, dan kita harus memiliki strategi agar bertumbuh dengan besar dan cepat. Dan cara paling baik agar bertumbuh adalah dengan terus membuka diri.

Ketahuilah pesaing Anda, tapi jangan menjiplaknya. Menjiplak apa yang dilakukan oleh kompetitor menyebabkan perkembangan bisnis kita hanya naik setingkat. Tidak lebih. Dan hal itu mungkin bisa menggeser pasar, namun tidak bisa menumbuhkan bisnis kita. Saat kita sibuk hanya mengkopi kompetitor, akan ada pesaing baru yang masuk, dan menciptakan platform baru yang lebih baik bagi target pasarmu.

Inilah faktanya: orang-orang hebat menarik lebih banyak orang hebat, sementara orang baik hanya menarik perhatian orang-orang baik dan biasa-biasa saja. Jadi, rekrutlah tim yang benar. Dalam kondisi industri dinamis, rekrutlah orang-orang yang memiliki gairah untuk terus tumbuh dan berkeinginan untuk mempelajari hal-hal baru, bukan yang memiliki rekam jejak tertentu dan kaku. Pengecualian terhadap peraturan ini adalah saat Anda mengembangkan produk yang membutuhkan keahlian teknis yang dalam dan tidak biasa, yang artinya Anda butuh seorang pakar tulen.

Beragam. Homogenitas dalam sebuah organisasi melahirkan kegagalan, jadi saat membangun sebuah tim, bawalah beragam sudut pandang dengan latar belakang bermacam-macam, untuk mendapatkan pendekatan baru bagi sebuah produk.

Cepat bosan itu bagus. Orang-orang terbaik biasanya memang orang-orang yang cepat bosan.

Tujuan dari konsesus. Konsensus bukan tentang membuat setiap orang setuju; ini tentang membuat keputusan terbaik untuk perusahaan dan membuat semua orang mengayomi. Ini membutuhkan perbedaan pendapat, dan agar suara semua orang didengar (terutama mereka yang tidak selalu berbicara). Orang perlu tidak setuju dan memperdebatkan poin mereka di lingkungan yang terbuka, jika tidak, tidak akan ada kerelaan penuh dalam keputusan akhir.

Buat semua keputusan dengan data. Jauh lebih mudah untuk mendapatkan data yang akurat dan komprehensif sekarang daripada sebelumnya, jadi keputusan yang didasarkan pada opini subjektif sekarang dapat didasarkan pada data. Data itu biasanya paling dipahami oleh orang-orang yang paling dekat dengan masalah, yang tidak berusaha meyakinkan dengan mengatakan, “Saya pikir,” melainkan dengan mengatakan, “Mari saya tunjukkan kepada Anda.” Sehingga, setiap orang dalam rapat memiliki fakta yang sama.

Setiap rapat harus memiliki satu orang yang memang berperan sebagai pengambil keputusan. Rapat harusnya dihadiri oleh beberapa orang penting saja, sehingga efektif dan cepat selesai.

Setiap orang memerlukan coach. Bahkan, atlet-atlet terhebat di dunia pun memiliki coach. Akan tetapi, sekarang ini, para entrepreneur berpikir mereka tidak membutuhkan seorang coach. Itu salah besar. Hadirnya seorang coach membuat individu menjadi lebih baik. Dan juga, membuat tim lebih baik.

Berbincang-bincang secara langsung alias tatap muka masih merupakan bentuk komunikasi terbaik dan paling berharga. Namun, di lingkungan kerja berbasis teknologi saat ini, kita sering kali membengkalaikan pola komunikasi seperti itu. Cobalah untuk menghidupkannya lagi.

Fokuslah pada user, uang akan mengikuti sendiri. Tujuan utama dari tim inovasi produk adalah untuk menciptakan produk baru yang “mengejutkan” dan lebih baik bila “radikal”. Produk yang sangat berharga dan memiliki diferensiasi yang kuat akan mudah untuk menghasilkan pendapatan yang besar.

Berdayakan smart creatives daripada manajer. Mengapa? Karena gagasan datang dari mana saja. Jadi, beri semua sumber kreatif dan kebebasan untuk berkreativitas untuk mengerjakan apa yang mereka inginkan, tanpa campur tangan dari para manajer. Google terkenal dengan kebijakan di mana mereka membebaskan karyawannya untuk menggunakan 20% waktunya untuk melakukan project yang mereka sukai. Pada praktiknya, saat karyawan menghabiskan 20% waktunya mengerjakan projek yang mereka sukai itu, mereka menggunakan sumber daya perusahaan. Akan tetapi, itu tidak mengapa, karena inti dari kebijakan itu adalah untuk membuat kultur inovasi.

Kegagalan adalah hal lazim, selama tim fokus pada user dan mampu untuk berpikir besar dan jangka panjang. Jadi, gagallah dengan cepat, perbaiki, belajar dari kegagalan itu, dan ubah aset berharga menjadi projek lain yang memiliki potensi berhasil lebih baik. Percayalah, kegagalan adalah guru yang baik.

 

RERO (Release Early Release Often)

RERO adalah singkatan dari Release Early Release Often. Istilah ini dipopulerkan oleh Eric S. Raymond, dalam karyanya yang fenomenal, The Cathedral and the Bazaar: Musings on Linux and Open Source by an Accidental Revolutionary. Petuah sakti yang terkenal dalam dunia startup itu lahir dari pengalamannya mengembangkan Linux.

Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa release early release often bagus untuk bisnis kita?

Setiap kita merilis sebuah produk atau layanan sedini mungkin (tanpa menunggu kesempurnaan produk), maka pada saat yang sama kita juga sedang meriset tentang apa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan, sekaligus menguji sejauh mana produk atau layanan yang kita rilis apakah benar-benar berhasil menjangkau pelanggan ataukah tidak.

Dengan menerapkan prinsip RERO ini, banyak startup yang berhasil berkembang dengan baik.

Siapa yang mengira Medium bisa menjelma menjadi platform idola untuk blogging seperti sekarang?

Siapa juga yang mengira AirBnB bisa menjadi platform terbesar dan terbaik untuk menyewakan tempat tinggal bagi para pelancong?

Hal itu terjadi karena menggunakan metode release early release often. As Reid Hoffman, founder of LinkedIn, said: “If you’re not embarrassed by the first version of your product, you’ve launched too late.”

Kenapa tidak menunggu saja sampai produk atau layanan kita benar-benar siap (atau mungkin mendekati sempurna) baru dirilis?

Saya akan meminjam jawabannya dari Nate Kohari, CTO dari Adzerk, “Nothing is real until it’s providing value (or not) to your users. Having completed work that isn’t released is wasteful.”

Kesempurnaan produk atau layanan adalah sebuah proses. Dan akan sangat menarik bila perusahaan kita bertumbuh bersama pelanggan, dengan saling memberikan masukan-masukan positif untuk pengembangan produk atau layanan perusahaan lebih lanjut, dan pada saat yang sama kita sebagai perusahaan, memberikan kenyamanan dengan  apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Just focus on delivering great product with great support and truly make customers feel good. Keep it simple and follow the money. Eventually as you grow, you will evolve and be better.

 

Formula Sukses Mendirikan Startup

Mendirikan startup bukanlah persoalan main-main. Ini adalah sebuah kegiatan yang memang kita rancang menjadi sebuah bisnis yang menghasilkan. Lalu, apa saja yang perlu kamu persiapkan?

Temukan Alasan Mendasar

Mengapa kamu mendirikan startup? Apakah agar jadi kaya raya dengan income miliaran, atau agar terkenal, atau hal lainnya? Pada akhirnya, alasan terbaik untuk memulai sebuah startup adalah karena kamu sangat-sangat bergairah untuk menjadi pemecah sebuah masalah, dan kamu akan menyesal seumur hidup bila tidak mendirikan startup tersebut.

Dengan alasan semendasar itu, halangan apa pun yang akan hadir dalam perjalananmu, akan menjadi tantangan yang harus kamu taklukkan. Dalam dunia startup, adalah dunia yang penuh stres dan pembaruan-pembaruan yang terus berlanjut. Pastikan alasan mendasarmu untuk mendirikan startup tersebut menghasilkan energi.

Membuat Tim Tetap Ramping

Tetaplah memiliki tim yang sedikit, namun berimpak besar. Dengan begitu, kamu dan tim bisa fokus kepada produk, dan siap untuk bertumbuh lebih lanjut.

Tetaplah ramping selama yang kamu bisa.

Dua Pikiran yang Harus Dipikirkan

Pikiran pertama yang harus dipikirkan adalah, pikirkan bagaimana caranya agar bisnismu bisa berjalan dalam jangka waktu yang panjang. Pikirkan apa yang seharusnya dicapai dalam sepuluh tahun ke depan oleh bisnismu, dan keputusan macam apa yang harus kamu putuskan sekarang.

Pikiran kedua yang harus dipikirkan adalah, berpikirlah besar. Apa yang bisa kamu lakukan sepuluh kali hingga seratus kali lebih baik dari apa yang bisa kamu lakukan daripada kompetitor. Apa yang bisa bisnismu lakukan yang saat ini kompetitormu tak bisa lakukan.

Pola pikir keduanya akan membuat bisnismu berjalan dengan baik.

Satu Daya Gebrak

Yang kamu butuhkan bukanlah banyak fitur keren yang justru membingungkan pelanggan. Yang kamu perlukan hanya satu daya gebrak, yaitu one core value.

Tentukan sejak dini, apa itu one core value-mu.

Daripada memaparkan puluhan fitur, lebih baik berikan satu instruksi jelas untuk pelangganmu:

Kami melakukan _____ 10 kali lebih baik daripada yang lain.

Dengan begitu, pelanggan dengan jelas, mengapa mereka harus memilih menggunakan bisnismu.

Memiliki banyak fitur yang sebenarnya tak terlalu perlu sebenarnya merupakan pertanda bahwa bisnismu kehilangan fokusnya. Dan itu justru menjadi penjebakmu dalam mengembangkan bisnis ke tingkat lebih lanjut.

Sebagai catatan, memiliki DESAIN YANG LEBIH BAIK atau LEBIH MUDAH DIGUNAKAN bukanlah core value. Bisnis lain bisa datang dengan desain yang benar-benar lebih bagus atau benar-benar lebih mudah digunakan, karena kedua hal itu bersifat pengembangan, bukan sesuatu yang mendasar dan substantif.

Untuk core value, kamu butuh satu hal yang bersifat substantif. Dan itu adalah tugasmu sendiri untuk mencari tahunya.

Fokus pada Kualitas Produk

Produk adalah kunci. Memang, fokus pada produk bukanlah garansi bahwa bisnis akan sukses. Akan tetapi, produk yang bagus, menjadi kunci segalanya. Kunci di pemasaran, kunci di pertumbuhan bisnis, kunci untuk mendapatkan pelanggan, dan sebagainya.

 

Ide-Ide Bodoh dalam Startup yang Ternyata Justru Sukses

Banyak yang melihat startup seperti Instagram atau Facebook, kemudian mengatakan, “Gue juga pengen bikin perusahaan seperti itu. Gue cuman butuh ide bagus aja yang kayak gitu.”

Perlu kita tahu, tak semua ide bagus berakhir menjadi sebuah bisnis bagus. Dan tak semua ide jelek, berakhir menjadi bisnis yang jelek. Buktinya adalah beberapa ide startup ‘tak bagus’ ini yang berubah menjadi bisnis bernilai triliunan.

Snapcat. Evan Spiegel, pendirinya, ketika mempresentasikan produk ini kepada calon investor, “Ini adalah sebuah aplikasi mobile di mana teman-teman bisa berbagi foto yang akan hilang selamanya dalam hitungan detik.” Kontan saja para calon investor ini mengatakan, “Ini adalah sebuah ide yang mengerikan!”

Dan sisa ceritanya, kita tahu bahwa Snapcat justru begitu booming.

Airbnb. Menyewakan kamar untuk orang asing, dan bahkan menyediakan sarapannya juga? Terdengar ide yang buruk bukan? Tapi siapa sangka, ide sewagu ini berubah menjadi bisnis triliunan rupiah. Brian Chesky, pendirinya, mengatakan ide ini kepada semua orang yang ditemuinya, dan semuanya mengatakan bahwa idenya memang terdengar sangat bodoh dan aneh.

Satu-satunya yang percaya dengan ide ini adalah Paul Graham, itu pun komentarnya sangat mencengangkan, “Saya pikir Airbnb adalah ide yang sangat buruk. Saya mendanainya hanya karena saya sangat menyukai para founders-nya.”

SpaceX. Didirikan oleh Elon Musk, dengan satu premis yang menggetarkan, “Kalau NASA bisa mengirimkan roket ke luar angkasa dengan dana 100 juta dolar, maka SpaceX bisa melakukan hal yang sama dengan dana hanya 50 juta dolar.” Kelihatan sebagai sebuah ide yang berantakan memang. Bahkan, Elon Musk sebagai pendirinya pun mengakuinya.

Akan tetapi, siapa menyangka hal itu benar-benar terwujud, dan SpaceX menjadi bisnis yang bernilai triliunan rupiah.

Google. Yah, kamu tidak salah baca. Saat Google didirikan, saat itu sudah ada 20 search engine yang tersedia di pasaran. Bahkan, Rusia pun memiliki search engine-nya sendiri. Yang membedakan Google dengan search engine lain adalah pada pengelolaan homepage-nya. Google menghapus semua konten dan hanya menampilkan dalam bentuk list saja.

Larry Page, sebagai pendirinya pun merasa ini adalah ide yang buruk, bahkan pada tahun 2010, Larry Page menawarkan Google kepada Excite. Dan ditolak. Excite pasti menyesal sekarang.

Facebook. Paul Graham, sebagai investornya, bahkan menulis dalam esainya, bahwa Facebook pada awalnya memang sebuah ide startup yang terlalu menggelikan. “Sebuah website di mana mahasiswa dapat membuang waktunya?”

Saat Facebook didirikan, sudah ada MySpace dan Friendster. Raksasa media sosial yang sedang digandrungi. Tapi Facebook kemudian menyeruak, mengalahkan para raksasa, dan kini berdiri sendiri, tanpa lawan yang sebanding.

Lalu?

Nah, dengan ini, kita jadi tahu, bahwa tak selamanya ide-ide kita yang terasa buruk benar-benar buruk. Sebelum berhasil lewat PayPal, para pendirinya gagal lima kali dalam konsepnya. Instagram awalnya juga bernama Burnbn dengan konsep seperti Foursquare. Bahkan, Pinterest awalnya diniatkan sebagai e-commerce dan YouTube bahkan awalnya adalah situs kencan. Dan Google, bisa sehebat sekarang, perlu bertahun-tahun untuk menemukan pola AdSense, yang memberikan mereka keuntungan bermiliar-miliar rupiah.

 

Agar Tidak Gagal Membangun Startup

Kegagalan adalah hal yang menyebalkan. Untuk apa membangun startup yang gagal? Siapa juga yang mau untuk membangun startup yang gagal. Agar hal itu terjadi pada startup-mu, perhatikan beberapa hal berikut.

Pentingnya Co-Founder. Sebuah startup cenderung memiliki potensi sukses yang lebih besar, saatnya didirikan oleh dua atau tiga orang founder yang memiliki kompetensi dan kegigihan yang mumpuni untuk mengembangkan bisnisnya, bukan oleh seorang founder saja. Dalam banyak kasus, mengembangkan startup membutuhkan banyak energi, sehingga hal ini tidak bisa dilakukan oleh seorang founder saja, apalagi bila startup tersebut direncanakan sebagai bisnis jangka panjang.

Paul Graham, seorang venture capitalist, mengatakan bahwa, “Memulai sebuah startup akan sangat berat bila kamu seorang saja. Kamu tetap membutuhkan seorang teman untuk brainstorming, dan seseorang yang menghiburmu saat terjadi keputusan yang salah.”

Bahkan, faktanya, venture capital cenderung menolak mendanai sebuah startup yang hanya didirikan oleh seorang founder.

Instagram misalnya. Awalnya, dulu startup ini bernama Burbn, investornya mau mendanai sebesar 50.000 dolar, asalkan Mike Krieger, founder dari aplikasi ini, mau mendapatkan seorang co-founder, yang mana kemudian Mike menemukan Kevin Systrom.

Jadi, ketika ingin membuat startup, lebih baik untuk menemukan co-founder, daripada harus berjuang sendirian. Mengapa? Karena meluncurkan sebuah startup, akan melibatkan banyak tekanan kegelisahan, emosi, bahkan keuangan, sehingga perjuanganmu setiap hari akan terasa lebih ringan bila kamu menemukan seorang co-founder.

Bentuklah tim yang kuat. CB Insight, sebuah perusahaan big data, memaparkan hasil riset mereka, bahwa penyebab kegagalan ketiga sebuah startup adalah tim yang lemah dan tidak efisien. Penyebab kegagalan pertama adalah tidak adanya pasar yang membutuhkan produkmu, penyebab kegagalan kedua adalah kehabisan dana.

Seberapa penting sebuah tim yang kuat?

“Satu hal penting bagi seorang entrepreneur dalam membangun bisnis adalah adanya tim yang benar-benar bagus,” kata Mark Zuckerberg.

“Kamu tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Gandakan dirimu dengan mempekerjakan tim yang hebat,” kata Noah Kagan, pendiri AppSumo.

“Seorang founder tidak membuat sebuah startup yang sukses. Tim lah yang membuatnya menjadi sukses. Jadi, pastikan kamu dikelilingi oleh tim yang lebih cerdas dari dirimu sebagai founder,” kata Neil Patel, pendiri CrazyEgg, HelloBar, dan KissMetrics.

Lalu, bagaimana membentuk tim yang bagus dan kuat?

Satu, saling melengkapi. Kunci membentuk tim yang bagus adalah pada kemampuan per orang. Lebih baik, mempekerjakan satu orang dengan satu keahlian spesifik daripada satu orang dengan kemampuan yang banyak namun kurang mendalam. Misalnya, bentuklah satu tim terdiri atas lima orang dengan kemampuan spesifik yang berbeda. Ini akan menjadi tim yang hebat dan kuat, karena lima orang tersebut memiliki kemampuan untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Dua, pekerjaan orang dengan passion dan komitmen yang sama dengan dirimu. Dengan begitu, kerja keras bersama berdasarkan gairah, komitmen, dedikasi, dan visi yang ingin dicapai bersama dapat terwujud.

Artinya, kamu akan dengan sengaja menyusun sebuah tim yang akan membuat startup-mu gagal, apabila hanya diisi oleh orang-orang yang tak memiliki gairah, dedikasi, komitmen, dan visi yang sejelas dan sehebat yang kamu miliki.

Tiga, pekerjaan mereka yang memiliki aksi lebih banyak daripada bacotnya. Seni mempekerjakan tim adalah seni untuk menemukan orang-orang yang memiliki kualifikasi kemampuan sesuai dengan yang kamu harapkan, dan mereka mau melakukan aksi nyata untuk bersama-sama mewujudkan startup yang sukses, alias bukan bacot doang.

Chrystal Huang mengatakan dengan apik mengenai poin ini, “Seorang kandidat, seharusnya menunjukkan apa yang bisa dia lakukan, bukan mengatakan apa yang bisa dia kerjakan.”

Bentuk kultur. Satu poin penting untuk menghasilkan startup yang bagus adalah mengolah kultur perusahaan yang dapat mendukung value perusahaan. Sebuah kultur perusahaan yang positif dapat membuat bisnis maju lebih pesat, sedangkan kultur yang negatif dapat menggerogoti kemajuan bisnis.

Adanya permintaan pasar. Pastikan bisnis yang sedang kita jalankan ada permintaan dari pasar. Produk kita hadirkan, dikarenakan adanya permasalahan. Tanpa adanya permasalahan, tidak ada solusi. Artinya, tak ada produk yang bisa kita hadirkan. Artinya pula, pastikan kita menghadirkan produk yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di pasar.

Marc Andressen, mengatakan bahwa yang paling menentukan apakah suatu startup berhasil ataukah gagal adalah pada ketersedian pasar.

Yah, bahkan, bila suatu startup itu diisi oleh tim hebat nan solid, tidak akan menjadi startup yang berhasil, manakala produknya tidak dibutuhkan di pasar.

Rilis MVP dan jangan menunggu produk yang sempurna. Pasar tidak membutuhkan produk yang sempurna. Pasar hanya membutuhkan produk yang tepat untuk menyelesaikan masalah mereka.

Sebagai seorang founder, sangatlah wajar, kalau kamu ingin mendapatkan impresi pertama yang baik dari user. Kenapa? Karena kamu dan tim telah menghabiskan berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun, untuk riset, mengembangkan produk, dan hal-hal lainnya untuk membuat produkmu siap pakai. Kamu ingin memastikan bahwa semua usaha, waktu, dan dana yang telah dikeluarkan sepadan dengan hasilnya. Sebisa mungkin kamu mengabaikan gengsi, ingin memberi kesan “keren” ke pelanggan, dan bahkan nama yang begitu spesial pada startup-mu. Dan untuk timmu yang telah bekerja keras, kamu ingin memberikan sesuatu yang berharga kepada mereka dengan laba yang banyak, karena mereka telah ikut bekerja keras. Pada saat yang sama, kamu juga ingin membuktikan kepada teman, keluarga, ataupun pacar, bahwa kamu bisa meraih kesuskesan lewat startup ini.

Saya tahu itu.

Akan tetapi, ada satu hal krusial yang harus kamu perhatikan.

Kamu harus segera meluncurkan produkmu ke pasaran, tanpa menunggu produk itu sempurna.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa produk kita sudah cukup bagus untuk dilempar ke pasaran?

Untuk itulah, istilah MVP ada, yakni minimum viable product. Meluncurkan produk, menawarkan solusi atas permasalahan pelanggan, dan melakukan perbaikan sambil jalan.

“Kamu tidak akan pernah tahu,” kata Sean O’Malley, co-founder dari SmartBiz, “kapan kamu akan menghasilkan produk yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk pasar yang tepat, sampai kamu meluncurkan produkmu. Langsung terjun ke pasar, adalah cara paling tepat untuk memvalidasi secara nyata data pelanggan. Maksud dari terjun ke pasar secepat mungkin adalah kamu tahu kebutuhan pelangganmu dengan fitur seminimal mungkin namun berguna bagi mereka.”

Bersiaplah untuk pivot. Berpindah haluan itu perlu, kalau memang itu dibutuhkan agar startup-mu tidak tenggelam digilas keadaan.

Instagram dulunya adalah aplikasi check-in lokasi. PayPal dulunya adalah aplikasi dompet digital. Pinterest awalnya adalah e-commerce hingga kemudian beralih menjadi aplikasi berbagi gambar inspiratif dan publishing service.

Pivot diharuskan ketika memang kesuksesan akan lebih nampak bila kita harus melakukan pivot.


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.




I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Kesempatan terbatas!


Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:

Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.
Kesempatan terbatas!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Maaf, konten terlindungi. Tidak untuk disebarkan tanpa izin.