Apakah kunci agar setiap kita bermesra ruhani dengan Al-Qur’an senantiasa dapat meresap di jiwa?
Pertama, niat ikhlas.
Jangan dengan niat yang keliru. Imam Qatadah berkata, “Tidaklah seseorang bermajelis bersama Al-Qur’an, kecuali Al-Qur’an itu akan menambah atau mengurangi imannya.”
Kedua, menghadirkan hati saat membacanya.
“Apabila engkau mengambil manfaat dari Al-Qur’an, maka kumpulkanlah hatimu saat membaca dan mendengarkannya! Bukalah pendengaranmu dan rasakanlah kehadiran Dzat yang berfirman dan berbicara dengannya,”kata Ibnul Qayyim.
“Barangsiapa mentadabburi Al-Qur’an,” kata Imam Al-Ajuri, “niscaya dia akan mengenal Rabb-Nya. Mengetahui keagungan dan keluasan kerajaan-Nya. Mengetahui keagungan karunia-Nya atas kaum mukminin, serta mengetahui kewajibannya untuk beribadah kepada-Nya. ‘Barangsiapa membaca Al-Qur’an. Sesungguhnya dia telah melangkah naik menuju derajat Nubuwah di kedua sisinya. Hanya saja tidak diberikan wahyu kepadanya.’ (HR. Tirmidzi).”
Menandakan betapa luasnya makna dari Al-Qur’an, Ali bahkan pernah berkata, “Kalau aku mau, niscaya aku buatkan tafsir surah Al-Fatihah yang di pikul tujuh puluh ekor unta.”
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!
