Transformasi selalu dibutuhkan. Agar tetap relevan dengan zaman. Agar tetap bisa terus berlari di depan para pesaing yang lebih gesit dan lebih lapar kesuksesan. Agar perubahan-perubahan di era yang ‘semuanya bergerak sangat cepat’ ini tak menggilas habis namun mengukuhkan eksistensi. Inti dari transoformasi adalah bagaimana perusahaan membuat langkah-langkah brilian untuk membuat perusahaan tetap relevan dengan zaman dan berlari di depan pesaing. Sebagus apa pun sebuah perusahaan, apalagi perusahaan kecil, transformasi tetaplah harus menjadi bagian penting bila tidak ingin drastis ke bawah, atau pun stagnan dan terus berada di kenyamanan yang sama dari tahun ke tahun. “If you don’t transform your company, you’re stuck,” kata Ursula Burns.
Kodak misalnya, sebagai ikon bisnis kamera, ia tak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Transformasi tak menjadi prioritasnya. Akibatnya, kegesitan pesaing menumbangkannya. Saat kebangkrutan melandanya, Kodak pun mengalihkan fokus bisnisnya pada digital imaging, peralatan printing, dan jasa untuk bisnis. Transformasi yang terlambat. Jangan sampai, setelah bertahun-tahun dibuai kesuksesan, lupa untuk bertransformasi. Lupa berbenah diri. Lupa naik kelas.
Perlu diketahui, mentalitas yang “sudah cukup“ bila punya rumah, mobil, tabungan serta naik haji dan ketiadaan keterampilan manajemen (managerial deficiencies) yang memadai, menjadikan hanya sekitar 5% dari Usaha Kecil dan Menengah yang benar-benar naik kelas menjadi industri atau usaha besar.
Lingkungan usaha yang senantiasa terus berubah, menuntut UKM memiliki manajemen yang andal. Namun hal tersebut tidak dapat tercipta begitu saja tanpa melalui serangkaian proses yang terpimpin.
Dalam memilih langkah yang sesuai demi memajukan UKM di Indonesia, terdapat beberapa pilihan antara lain:
#1: Membiarkan UKM tumbuh secara mandiri tanpa pendukung katalis.
Katalisator itu dapat berupa kebijakan, program dan bentuk keberpihakan lainnya, atau apapun. Jika hal tersebut dilakukan maka risiko yang terjadi adalah waktu yang dibutuhkan oleh UKM untuk tumbuh akan sangat lama, serta kemungkinan akan terjadi penurunan performa usaha bahkan kehancuran usaha UKM akibat persaingan yang tidak sehat.
#2: Membantu UKM dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Jika pilihan ini diambil, risiko yang akan dihadapi adalah UKM akan menjadi tidak mandiri dan UKM akan selalu mencari dukungan eksternal dalam menghadapi permasalahannya.
Agar terbentuk iklim usaha yang mendukung UKM untuk selalu tumbuh dan berkembang dengan menekan risiko yang berdampak bagi UKM sendiri, maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan:
#1: Strategi Mentoring
Strategi mentoring merupakan strategi dengan penekanan pada upaya membangun kerjasama, antara UKM yang berpengalaman dengan wawasan praktik bisnis, dan pengetahuan yang luas dengan UKM pemula yang memiliki semangat usaha tinggi, namun belum mengetahui apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan usahanya.
UKM pemula tersebut sangat membutuhkan pengarahan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu strategi mentoring yang dapat dilakukan yaitu dengan kerjasama antara UKM pemula atau UKM binaan dengan UKM berpengalaman atau bahkan dengan perusahaan penyedia bahan baku utama melalui sebuah kerjasama rantai pasokan.
Dalam skenario kerjasama strategi mentoring ini diharapkan akan terjalin komunikasi dua arah antara kedua belah pihak sehingga akan tercipta rantai pasokan yang kuat berdasarkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan serta pengharapan masing-masing.
#2: Strategi Inkubator Bisnis
Inkubator bisnis merupakan sebuah lingkungan di mana terjalin kerjasama antara manusia bersumberdaya (seperti konsultan bisnis, ahli hukum, ahli keuangan) dan sumber daya lainnya (sarana perkantoran, pelatihan) yang dapat bermanfaat untuk memberdayakan usaha-usaha baru agar dapat tumbuh pada tahap awal dan bertahan melawan kompetisi.
#3: Strategi Klaster dan Jejaring
Membangun hubungan di antara sekelompok UKM dalam rantai pasokan yang saling mendukung, melaksanakan efisiensi terhadap biaya operasional dan pengembangan, serta alih daya dan teknologi.
#4: Strategi Benchmarking
Strategi ini merupakan upaya di mana UKM dapat membandingkan tata cara, metode, proses hingga kinerja di antara sekelompok UKM maupun dengan kelompok UKM lain, dalam rangka membangun praktik terbaik (best practices).
Manajerial Keuangan untuk UKM
Banyak pemilik bisnis UKM yang mengeluh atau mengalami hal seperti ini:
- Baru beberapa bulan yang lalu membuka usaha, tetapi kenapa sekarang modalnya sudah habis tidak bersisa?
- Pelanggan makin banyak, tetapi kok tidak pernah ada uang tersisa?
- Pelanggan makin banyak tetapi tidak tahu apakah usaha-bisnis ini menguntungkan atau tidak?
Beberapa masalah UKM yang sering terjadi seputar masalah akuntansi dan keuangan dalam menjalankan usaha adalah sebagaimana berikut:
- Campur aduk keuangan pribadi dan u
- Tidak memliki catatan / buku kas yang jelas juga laporan laba-
- Tidak merencanakan penggunaan uang dan menyisihkan untuk dana cadangan.
- Terlalu fokus pada produksi sehingga melupakan pentingnya kegiatan lain termasuk pembukuan dan
- One man show. Pemilik mengerjakan semua hal dan melupakan delegasi manajemen dan o
Bila kita masih ada dalam kondisi seperti ini, dijamin usaha kita gak akan berjalan lancar dan akan sangat sulit untuk “naik kelas”.
Keuangan pribadi vs usaha pencatatan keuangan usaha harus dipisahkan dengan keuangan pribadi. Hal ini untuk mempermudah kita dalam menganalisis hasil usaha perusahaan. Mencampur keuangan pribadi dan usaha membuat kita tidak bisa memastikan apakah kekayaan bertambah karena usaha kita memang menguntungkan atau dari sumber pendapatan lainnya.
Untuk itu, jika Anda membuka usaha mandiri, harus mencatat dan menganalisis hasil usaha tersebut. Dan untuk dapat mencatat dan menganalisis hasil usaha, maka harus memahami akuntansi. You can not manage what you can not measure it.
Bahasa bisnis adalah bahasa akuntasi. Ilustrasinya seperti ini:
Transaksi -> Pembukuan -> Laporan Keuangan -> Analisis Laporang Keuangan -> Evaluasi Bisnis -> Strategi Bisnis.
Akuntansi UKM memainkan peran yang penting dalam memutuskan keberhasilan usaha. Masalah keuangan terkait dengan UKM tidaklah terlalu berbeda dengan usaha skala besar. Jadi, jika ingin mengelola bisnis dengan cara yang baik (“prudent”), memahami masalah akuntansi adalah hal mutlak.
Utilisasi dana yang optimal, kegiatan usaha yang benar, alokasi kredit yang tepat dan evaluasi kompetitor secara periodik serta pengambilan keputusan yang efektif diperlukan dalam pembukuan UKM yang profesional.
Poin-poin yang harus dipegang teguh oleh para pengusaha UKM, agar bisa “naik kelas” menjadi usaha/perusahaan besar adalah:
- Keuangan usaha harus terpisah dari keuangan pribadi.
- Objektivitas pencatatan transaksi harus berdasar bukti contoh: kwitansi, tagihan dari pemasok, dan lain-lain.
- Kegiatan yang dicatat diukur dengan uang.
Ada tiga pengukuran finansial yang penting di dalam detail manajemen akuntansi UKM. Mencakup laporan arus kas, laba-rugi dan neraca.
- Laporan neraca menunjukkan harga sebuah usaha dan daftar hutang dan aset usaha dalam hitungan tahun.
- Profit yang dihasilkan atau kerugian yang diakibatkan semuanya dikalkulasikan dalam akun laba dan rugi. Laporan ini menunjukkan kinerja usaha dan mencakup laporan per periode tertentu.
- Arus kas dibuat untuk mengetahui saldo tunai di masa datang. Laporan ini memprediksi kebutuhan tunai sebuah usaha di masa datang.
Apa manfaat arus kas? Menunjukkan berapa jumlah / saldo uang yg ada baik di tangan maupun di Bank pada waktu tertentu.
- Apakah mungkin untuk menjalankan bisnis pada periode tertentu.
- Lain-lainnya adalah membahas tentang Deviden, BEP, Laporan Laba / Rugi, Laporan Neraca, dll.
Berikut beberapa tips mengenai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar berkembang dengan manajerial yang benar.
#1: PISAHKAN UANG PRIBADI DAN USAHA
Kesalahan paling umum yang dilakukan UKM dalam mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Alhasil, akan sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Kemudian diperparah dengan keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha. Pisahkan uang secara fisik.
Jika perlu siapkan dua kotak atau amplop atau dompet penyimpanan uang yang berbeda. Lebih baik lagi, jika Anda menggunakan jasa perbankan. Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis. Dan yang paling penting, bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini.
#2: RENCANAKAN PENGGUNAAN UANG
Meski telah memiliki modal lebih banyak dari perkirakan semula, tetaplah harus merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas usaha melimpah. Tanpa perencanaan yang matang, pengeluaran tak terasa sedikit demi sedikit habis lalu akan merasa kekurangan dana.
Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisis untung-rugi (cost and benefit) untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang kas bakal tidak sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan.
#3: BUAT BUKU CATATAN KEUANGAN
Bisnis tidak cukup dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang lengkap. Minimal wajib memiliki buku kas yang mencatat keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari saldo uang dengan catatan tersebut. Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan tidak ada uang yang terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan administrasi untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Lalu, catat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap usaha. Jika mampu, gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan, lebih baik lagi jika dapat menerapkan sistem akuntansi yang memadai.
#3: HITUNG KEUNTUNGAN DENGAN BENAR
Tugas sebagai pengusaha adalah menghasilkan keuntungan, namun terkadang tidak tahu berapa keuntungan yang didapat. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya.
Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.
#4: PUTAR ARUS KAS LEBIH CEPAT
Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana mengelola hutang, piutang dan persediaan barang dagangan. Yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana memutar kas. Usahakan termin penjualan kredit sama dengan pembelian kredit, sehingga tidak menumpuk dalam bentuk barang. Selain itu, harus mampu menekan tingkat persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani keuangan.
#5: AWASI HARTA, HUTANG DAN MODAL
Periksa secara berkala persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun, sebelum melakukan itu, yang diperlukan yaitu catatan administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu dilakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari supplier. Jika tidak mampu melakukan semua itu sendiri, sewa pekerja bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha selalu terjaga dengan baik.
#5: SISIHKAN KEUNTUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA
Pemilik usaha adalah orang yang paling berhak menikmati keuntungan, namun tak lantas menghabiskannya begitu saja. Tetap harus menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntungkan.
Semakin besar dan luas bidang usaha, semakin kompleks pengelolaan keuangan suatu usaha. Ketika usaha melibatkan kreditor dan investor, maka semakin tinggi tuntutan untuk mempunyai sistem pencatatan keuangan yang baik. Keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menjual, melainkan juga mengatur keuangan. Semoga tips dasar manajemen keuangan ini bermanfaat dan dapat diterapkan agar usaha tetap jaya.
Apa manfaat akuntasi dan laporan akuntasi?
- Penilaian kinerja usaha dan sebagai bahan evaluasi untuk yang akan datang.
- Berguna sebagai dasar pertimbangan pembelian bahan baku untuk produksi dan alat-alat produksi.
- Keputusan mengenai harga, misalnya penentuan harga jual, banting harga, kenaikan harga barang/jasa, dan lain-lain.
- Mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank.
- Untuk pengembangan usaha, kepu-tusan untuk membuka atau menutup cabang.
- Penambahan dan pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan penghasilan karyawan, pemberian bonus kepada karyawan.
- Penyusunan anggaran untuk periode berikutnya.
- Penambahan aset usaha.
- Promosi usaha.
Di samping itu, dengan melek akuntansi dan keuangan, maka diharapkan UKM bisa dengan cepat untuk dapat “naik kelas”, setidaknya bisa memenuhi syarat agar usaha dapat dinilai visible, feasible dan bankable bagi perbankan untuk memberikan pinjaman/melakukan pendanaan:
- Dokumentasi usaha yang jelas.
- Track record yang positive
- Bisnis dan arus kas yang positif.
Manajemen SDM untuk UKM
Apa yang membuat Starbucks bisa sukses dan mendunia? Tak lain karena produknya memiliki standardisasi. Jadi, kopi Starbucks yang Anda nikmati di Jakarta memiliki aroma dan rasa yang sama dengan kopi Starbucks di AS.
Hal ini dapat tercapai lantaran ada standardisasi. Untuk mencapai standardisasi, pengusaha perlu membuat SOP atau Standard Operating Procedure.
Kembali ke Starbucks sebagai contoh, mereka telah memiliki berbagai ukuran untuk menciptakan, misalnya kopi espresso, sampai yang terkecil. Berapa gram jumlah kopi, seberapa panas airnya, dan sebagainya. Kalau mau dilihat lebih jauh, SOP juga meliputi sistem keuangan, manajemen, sampai ke pelayanan pelanggan.
Semakin kecil perusahaan Anda, sebetulnya semakin mudah. Karena Anda hanya perlu menjaga agar 3-5 orang untuk mengikuti SOP yang sudah Anda buat. Pembuatan SOP sendiri dapat Anda lakukan sendiri, walau kelak, ketika perusahaan bertambah besar dan produk bertambah rumit, Anda harus melakukan bersama profesional di bidang ini.
Strategic Human Resource Management. Adalah proses untuk mengaitkan fungsi HRD dengan sasaran-sasaran strategis yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pada akhirnya, strategi bisnis akan dieksekusi oleh manusia bukan oleh mesin. Artinya, HRD harus bisa menyediakan orang yang kompeten dan berkomitmen untuk menjalankan strategi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pertalian atau alignment antara strategi bisnis dan strategi SDM merupakan tema yang hangat dibicarakan saat ini. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat baik, mengingat pengembangan model dan kerangka kerja untuk strategi pengembangan SDM, selama 10 tahun terakhir ini, cukup tertinggal dibandingkan pengembangan strategi di bidang marketing, operasional dan finance.
Salah satu pendekatan Strategic Human Resource Management adalah menggunakan pendekatan High Performance Work System (HPSW) yang dikembangkan dari kerangka Balanced Score Card.
HPSW memandang SDM sebagai sistem yang melekat di dalam sistem yang lebih besar, yakni implementasi strategi untuk mencapai kinerja perusahaan yang ditetapkan. Karakteristik HPSW menurut Becker et al adalah:
- Menghubungkan keputusan-keputusan seleksi dan promosi dengan model kompetensi yang tervalidasi.
- Mengembangkan strategi yang memberikan dukungan tepat waktu dan efektif bagi keterampilan yang dituntut oleh implementasi strategi perusahaan.
- Membuat kebijakan kompensasi dan manajemen kinerja yang menarik, mempertahankan dan memotivasi karyawan berkinerja tinggi.
Fungsi SDM dengan pendekatan di atas tidak hanya dituntut untuk mumpuni menjalankan peran-peran teknis, tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk memahami strategi bisnis dan merumuskan strategi SDM.
Keterkaitan antara Strategi Bisnis dan Strategi SDM akan membuahkan kinerja yang tinggi. kinerja yang tinggi ini merupakan akibat dari adanya SDM yang kompeten dan berkomitmen, cara kerja yang jelas (SOP), evaluasi kinerja yang transparan, remunerasi yang adil, jenjang karir yang memotivasi dan budaya kerja yang kondusif.
Masalah ketiga adalah SDM yang tidak kompeten. Memang menjadi masalah klasik bahwa pelaku usaha pemula (Start Up) dan UKM tidak memiliki cukup dana untuk merekrut tenaga profesional yang kompeten. Sehingga strateginya adalah pengembangan dan pelatihan SDM. Pengaturan tata kelola dan pembagian kerja juga perlu didesain agar SDM yang ada bisa menjalankan tugasnya dengan baik
7 Alasan Mengapa Marketing Tidak Penting untuk UKM
Berbicara tentang marketing adalah hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha. Baik itu peluang usaha baru maupun usaha yang telah lama dirintis oleh pengusaha, baik usaha kecil maupun usaha yang telah berkembang sekalipun. Tetap semuanya membutuhkan konsep marketing untuk mengembangkan usaha yang dijalankan tersebut.
Masalah yang dihadapi oleh usaha kecil yang saat ini banyak bermunculan. Merencanakan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik minat konsumen pada usaha kecil masih sangatlah sulit. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha kecil tentunya dengan fokus pada strategi pemasaran.
Banyak pelaku UKM datang kepada saya bertanya tentang strategi marketing apa yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Sebagian besar dari mereka memiliki pemahaman bahwa marketing adalah jualan, padahal marketing belum tentu jualan.
Sebagian lainnya tidak melakukan strategi marketing, karena mereka beranggapan bahwa konsumen akan datang dengan sendiri tanpa kita harus melakukan strategi marketing. Nah, perlu diketahui bahwa strategi marketing bukan hanya tentang jualan dan berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya strategi marketing untuk bisnis kita:
- Marketing berfungsi untuk mengomunikasikan mengenai informasi produk kita ke konsumen, mulai dari kelebihan produk kita, fitur serta berbagai informasi detail tentang produk.
- Marketing berperan untuk menghadapi persaingan bisnis. Strategi marketing seperti strategi harga, strategi produk serta promosi akan menjadi senjata ampuh untuk memenangkan persaingan
- Marketing is a blood of company atau darah perusahaan, tanpa strategi marketing yang baik, strategi penjualan akan sulit mencapai hasil yang maksimal.
- Salah satu tujuan penting strategi marketing yang sangat penting adalah untuk membangun merek kita. Secara sederhana, konsumen akan lebih memilih merek produk yang sudah diketahui/dipercaya sebelumnya
- Strategi marketing sangat dibutuhkan sebagai strategi untuk membangun hubungan dengan konsumen, tidak hanya itu saja pebisnis bisa menerapkan strategi customer retention sehingga konsumen menjadi loyal dan tidak lari ke pesaing.
- Marketing berperan penting untuk mengetahui apa keinginan konsumen. Salah satu ilmu dalam marketing, yaitu riset pemasaran berperan untuk mengetahui apa keinginan konsumen serta perilaku konsumen, sehingga pebisnis bisa mengetahui apa keinginan pasar.
- Strategi marketing berperan untuk menjaga pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Bisnis dalam jangka panjang akan sangat ditentukan oleh kekuatan merek, kualitas produk, serta komunikasi pemasaran yang berkelanjutan.
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!