Menuntaskan Mimpi Menjadi Penulis

Tak seperti kebanyakan penulis di zamannya, Jane Austen memang menentang arus. Kebanyakan, penulis di zamannya itu menyeruakkan tema tentang petualangan dan imaji yang liar. Sebut saja yang mengusung tema itu seperti Daniel Defoe, Samuel Richardson, atau Henry Fielding. Tapi Jane tidak, ia justru menampilkan tema yang unik: dengan setting-an yang selalu bangsawan, ia seringkali mengisahkan gadis muda yang mencari jati diri. Dan itu sangat menggemparkan. Bagaimana tidak, sosok wanita di zaman dahulu, adalah kasta kedua dalam kehidupan sosial. Tema yang diangkat Jane, sangat tidak lazim.

Sense and Sensibility, novel pertamanya, terbit. Tapi pasar belum beraksi apa-apa atas karyanya itu. Hingga dua tahun kemudian, naskah Pride and Prejudice pun ketika ditawarkan ke penerbit, semuanya tak menggubris. Naskah Jane tertolak dengan sukses. Bahkan, sang ayah, yang mengerti benar tentang kemauan besar anaknya ini, ikut membantunya menghubungi penerbit-penerbit di London, tapi sepertinya, gayung belum juga bersambut. Tapi Jane, terus menulis. Bahkan lebih bersemangat menulis.

Hingga akhirnya, perlu delapan tahun karyanya akhirnya terterbitkan, itu pun setelah ia tak mencantumkan nama aslinya dalam novel. Tapi, karena banyak yang memuji karyanya, akhirnya ia pun mulai menggunakan nama asli. Secara beruntun, akhirnya karyanya pun membanjiri pasar.

Kita belajar dari Jane tentang tak kenal lelah berkarya. Jika ada di suatu hari dalam hitungan hari-hari kita, kita mengingini karya kita diterbitkan menjadi buku, dan naskah sudah kita siapkan sedemikian cantik dan memesona, namun penerbit belum ada yang mau membuka matanya sekali saja untuk melirik karya kita, berhentikan kita dari cita itu? Jangan. Tidak. Sekali-kali jangan, sekali-kali juga tidak.

Jika mimpimu tak kau pegang erat, lalu siapa yang akan dengan senang hati memegang eratnya? Teruslah berkarya, lalu tunggu keajaiban. Karena jika kau berhenti, kau akan ketinggalan kereta keajaiban yang mampir di terminal masa depanmu.


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.




I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )

Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.

Kesempatan terbatas!


Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:

Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!


Bergabunglah bersama 5.357 pembelajar lainnya.
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Dua pekan sekali, saya berikan informasi penting mengenai writerpreneurship. Wajib bagimu untuk bergabung dalam komunitas email saya ini kalau kamu ingin belajar menjadikan profesi penulis sebagai ikthiar utama dalam menjemput rezeki, seperti yang saya lakukan sekarang ini.
Kesempatan terbatas!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Maaf, konten terlindungi. Tidak untuk disebarkan tanpa izin.