Kita terlahir dengan segala keunikan yang menyerta. Kita boleh menulis dengan tema yang sama dengan yang orang lain kerjakan, tapi tidak dalam cara kita memaknai, mengemas, dan juga menuturkan. Mengapa kita harus menjiplak gaya penulis lain? Biarlah mereka tetap dengan gaya mereka. Kita bangun gaya sendiri. Menjadikan mereka inspirasi itu berbeda dengan membajak gaya. Jika kita ingin menjadikan mereka menjadi lompatan awal prestasi, maka kita gunakan benchmarking. Yaitu sikap total addicted dengan penulis pujaan.
Suka dengan gaya menulisnya J.K. Rowling pengarang serial Harry Potter itu? Maka bacalah semua buku-bukunya. Perhatikan benar bagaimana cara dia membangun kalimat. Cara dia meletakkan titik dan komanya. Cara dia membuka dan menutup paragraf. Cara dia membangun karakter. Cara dia mengatur setting yang apik. Cara dia mengejutkan pembaca dengan hal-hal seru. Jadilah kecanduan benar dengan semua yang berhubungan dengan dia. Kuasai semua. Jadilah mata-mata untuk semua karya-karyanya. Baik itu berupa buku ataupun hanya sekadar artikel darinya.
Setelah semua itu dilakukan, timang-timang, serap, saring, kemudian campurkan dengan gaya kita sendiri.
Kita berguru kepadanya, kemudian mengolah dengan kanuragan kita sendiri. Kita mengupas habis keunggulannya, kemudian dipadukan dengan keunggulan kita sendiri. Di dua keunggulan yang tergabung menjadi satu itulah, kita melakukan lompatan prestasi.
Nalarnya sederhana. Saat pembaca memegang erat karyamu, mereka sedang ingin membaca karya kamu, bukan karya J.K. Rowling. Tapi, bila kau menggunakan mentah-mentah cara J.K. Rowling, untuk apa mereka membaca karyamu? Seharusnya mereka langsung membaca karya Rowling. Iya, kan?
Terima kasih sudah membaca artikelnya. Yuk segera gabung di beberapa channel inspiratif yang sudah saya buat:
Dapatkan tips-tips menarik seputar dunia bisnis, penulisan, juga tausiyah singkat tentang hidup yang lebih baik. Nah, kalau ingin menjalani hidup sebagai penulis profesional yang dibayar mahal, ikutan saja E-COURSE MENULIS terkeren ini!
